Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Jiwa-Jiwa Kesakitan

Maka,
Lihatlah diri kita.

Yang sama-sama membatin sakit,
Ditahan lewat ujung lidah,
Yang kita gigit kuat-kuat,
Hingga ludah berganti darah.

Yang sama-sama tahu dan melihat,
Kedua mata yang memerah,
Menahan air mata kuat-kuat,
Agar tak menjadi bulir-bulir di muka.

Kita tidak sedang baik-baik saja,
Namun merangkak keluar dari rongrongan penderitaan.

Masing-masing kita mengubur diri,
Dalam senyap dan lelap.

Masing-masing kita berjongkok di bawah meja kamar,
Dan menangis dalam-dalam disedekap.

Kekolotan dinding-dinding pertahanan,
Yang masing-masing kita ciptakan adanya,
Di dalam sini begitu renta,
Tergenang air mata masing-masing kita.

Atap-atap perlindungan,
Yang masing-masing kita ciptakan adanya,
Di dalam sini diam-diam berlubang,
Menenggelamkan dalam jiwa-jiwa kesakitan.

Maka aku selalu terlelap dengan harap,
Esok luka-luka jiwa itu sudah diikhlaskan.
Sehingga kita tidak lagi bicara dengan keras,
Yang sejatinya di situ ada suara-suara yang tak terdengar.



By IMMawati Chandra Mahardika Putri Dewanti



Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!