Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Penegasan Jati Diri Jas Merah

Mahasiswa sejatinya adalah orang yang mempunyai idealisme yang cerdas mempunyai wawasan kritis dan sistemastis dalam berpikir atau mengonsep, sehingga mampu menciptakan iklim pencerdasan dan pendewasaan pada diri mereka serta bisa  menciptakan  perubahan sosial secara nyata di mata masyarakat. Mahasiswa yang disebut-sebut atau selalu  digaung-gaung kan predikat sebagai agen of change (Pembawa perubahan), agen of sosial-control(Pengawas/pengamat yang terjadi di sosial-masyarakat), agen of iron stock (cadangan dan aset dalam generasi kepemimpinan selanjutnya) menjadi tanggung jawab dan beban yang harus di pikul dikalangan mahasiwa dalam membawa dampak perubahan pada dirinya dan masyarakat yang lebih cerdas, bermartabat dan beradab.  Tugas Mahasiswa termaktub  dalam penegasan di Tri Dharma Perguruan tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.  
Membicarakan seputar Mahasiswa tentu berbicara tentang Mahasiswa jaz merah, siapakah Mahasiswa jaz merah itu? Mereka adalah salah satu diantara sekumpulan mahasiswa yang ikut serta membangun peradaban dan  paradigma yang berkemajuan. Meniti langkahnya perjuangannya setapak demi setapak  dengan penuh kepastian merupakan jejak mahasiswa jaz merah yang sejatinya mengemban misi perjuangan dalam lintas pergerakan mahasiswa. Jaz merah atau yang bisa disebut Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi pergerakan Mahasiswa Islam yang mempunyai harapan dan tujuan yang jelas dalam hal keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.  Tugas jaz merah yaitu  kader  IMM tidak lah mudah karena perlu memasifkan dan memprogresifkan gerakannya agar bisa memancarkan sinar-sinar pencerahan dalam kebaikan untuk kemaslahatan bersama. Mahasiswa memang mempunyai kewajiban mengaplikasikan tri dharma perguruan tinggi, namun tidak terlupakan organisasi IMM yang lebih dikenal dengan Trilogi IMM yaitu :
a.       Keagamaan
b.      Kemahasiswaan
c.       Kemasyarakatan
Penegasan jati diri kader IMM harus dibuktikan secara nyata dengan melalui Trilogi IMM yang mencakup aspek kehidupan secara menyeluruh untuk merekonstruksi paradigma mahasiswa dalam menatap ke depan secara gemilang serta upaya pemberdayaan sosial dalam kehidupan masyarakat. Tri dharma perguruan tinggi juga ada kaitannya dengan Trilogi IMM sebagai identitas atau jati diri Mahasiswa, atau bisa disimpulkan bahwa Trilogi Ikatan adalah cakupan dari esensi daripada tri dharma perguruan tinggi yang salah satunya ada unsur Kemasyarakatan atau nilai humanitas yang terus berkontribusi dalam istilah  memanusiakan  manusia yaitu ikut bergerak secara massif dalam lingkungan sekitarnya demi terciptanya masyarakat madani.  Aspek-aspek penegasan diri jaz merah harus terinternalisasi kader Ikatan yang tentunya berjalan secara totalitas dengan realitas karena penegasan Trilogi Ikatan merupakan hal yang berprinsip dan sangat vital dalam kehidupan serta tentunya jika tanpa ada trilogi ruh ikatan akan memudar dan tanpa arah tujuan yang jelas. Mengutip buku yang  berjudul geneologi kaum merah, menunjukkan bahwa 92 % bahwa kader menjadikan trilogi sebagai karakter kuat pada diri dan gerakan yang di mana hal tersebut menunjukkan juga bahwa proses internalisasi nilai dalam proses perkaderan bisa dianggap sukses dan berhasil. Pemaparan dari Trilogi IMM yaitu :
a.       Keagamaan
IMM sebagai organisasi mahasiswa yang berakidah Islam bersumber Al-Qur’an dan As-sunnah dan memperkokoh tauhid, IMM dalam konteks keagamaan terkhusus agama Islam mempunyai peran dan landasan yang sangat tinggi jika mengutip landasan Muhammadiyah yaitu “amar ma’ruf nahi munkar” yang sudah termaktub dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran ayat 104  supaya kita selalu mengajak kepada hal kebaikan, dan menyingkirkan atau mencegah kemunkaran. IMM berkiprah dalam keagamaan menjadi suatu hal yang wajib akan menegakkan prinsip beragama dan mengaplikasikan ajaran agama Islam dengan kaffah dan sebenar-benarnya.
b.      Kemahasiswaan
Sebagai kader ikatan harus menancapkan semangat untuk memberi prestasi terbaiknya dalam proses berakademisi di kampus. IMM sebagai organisasi gerakan Islam harus berproses dan menjadi sebuah tuntutan sebagai pusat Intelektual melalui gagasan/ide pembaharuan dan pengembangan keilmuan dengan diskusi secara kontinyu serta menciptakan iklim intelekutal, seperti jargon yang selalu digaungkan kader IMM “anggun dalam moral unggul dalam intelektual” keunggulan dalam intelektual harus di barengi dengan keanggunan dalam moral. Kader ikatan harus menjawab tantangan zaman karena tidak hanya melakukan penawaran ide-ide brilianya, tapi membawa dampak yang terasa terhadap masyarakat yang masih mengalami kemunduran (jumud dan taqlid)  dalam  keilmuannya.
c.       Kemasyarakatan
Kiprah perjuangan kader ikatan tidak lengkap rasanya jika hanya melakukan nilai-nilai Intelektualitas dan religiusitas haruslah nilai-nilai kemasyarakatan terpatri dalam diri kader yang menjadi tanggung jawab diri terhadap pencerdasan masyarakat. IMM harus memberi manfaat bagi ummat dengan pengetahuan ilmu yang telah diperolehnya, dengan selalu bergerak menuju perubahan yang baik, dan perubahan peradaban yang semakin maju dan berkembang. Perubahan tidak akan terjadi/terwujud jika hanya dengan segudang konsepsi tanpa aksi, yang tidak kalah penting adalah perjuangan untuk mewujudkan idealitas (manifestasi gerakan) karena kader IMM harus senantiasa berorientasi objektif agar idealitas dapat diwujudkan dalam realitas sosial. Dalam konteks ikatan yang berhumanitas bisa memaknai humanitas sendiri adalah aspek dari gerakan IMM yang mampu menjadikan praksis gerakan sosial sebagai kekuatan keberpihakan kepada kaum mustad’afin (kaum yang lemah), sebagaimana termaktub dalam surah al-maun yang tentunya tugas kita memerdekakan kaum lemah baik secara meterial ataupun non-materil.
Sebagai konklusinya bahwa penegasan jati diri atau ideologisasi IMM  harus terpatri  pada jiwa atau diri kader ikatan, supaya mampu mengimplementasi nilai-nilai trilogi dalam melangsungkan kehidupannya sehari-hari. Secara karakteristik diri seorang kader IMM, harus bisa memahami trilogi dalam bentuk yang lebih reflektif-komprehensif untuk memberi kenyamanan dan kebaikan pada diri kader.


By IMMawan Supriyadi

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!