Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.
Postingan

KARTINI YANG TERGANTIKAN

Oleh: 
Irfan Abdullah Irsad
(Ketua Bidang Organisasi PC IMM Ahmad Dahlan Surakarta) 

21 April selalu diperingati dengan hari Kartini, yaitu hari dimana sosok Kartini dijadikan sebagai sebuah lambang dari emansipasi wanita Indonesia. Kartini yang memperjuangkan hak-hak para wanita agar mendapatkan perlakuan yang sama dengan laki-laki, hak dimana seorang perempuan harus disamakan derajatnya dengan seorang lelaki, perempuan harus memeroleh pendidikan yang layak dan sama dengan pendidikan yang diperoleh lelaki. Jadi perempuan tidak hanya berkutit dalam 3M saja, yaitu masak, macak dan manak, atau istilah lain dengan dapur, sumur, kasur.

Akan tetapi, apakah sosok Kartini memang betul-betul sudah mewakili aspirasi kaum perempuan, atau hanya sebuah wacana yang minim aplikasi dalam praktek mewujudkan gagasan yang ia lantangkan. Padahal ada banyak wanita lain yang juga memperjuangkan emansipasi perempuan, tetapi kenapa hanya kartini yang dijadikan acuan dan moto perjuangan emansipasi perempuan.

Tokoh-tokoh perempuan di Indonesia yang memperjuangkan emansipasi dan aspirasi perempuan ada banyak, mereka tidak hanya pintar dalam dalih berteori, akan tetapi mereka membuktikan dengan aksi nyata. Tokoh-tokoh perempuan tersebut antara lain adalah:

Cut Nyak Dien
Dia adalah pahlawan nasional dari tanah rencong Aceh. Sebagai seorang wanita, beliau sangat berbeda dengan para wanita pada umumnya. Ia adalah seorang wanita yang ikut bertempur mengusir penjajah, memang tak lazim jika wanita juga turut serta dalam pertempuran, tapi berbeda dengannya yang justru ikut keluar masuk hutan untuk bergerilya. Di saat para wanita terkungkung dalam budaya patriarki yang hanya dirumah, ia justru terjun ke medan pertempuran untuk membebaskan tanah airnya dari cengkraman kolonialisme.

Malahayati
Ceumalahayati merupakan laksamana perempuan pertama di dunia. Ia memimpin pertempuran dalam mengusir penjajah. Malahayati merupakan keturunan dari laksamana kerajaan Aceh, ayah dan kakeknya juga merupakan seorang laksamana. Suaminya meninggal dalam pertempuran. Akhirnya ia sendiri yang memimpin pasukan untuk bergerilya dangan puluhan kapal perang. Dalam perjuangannya itulah laksamana Malahayati gugur dalam pertempuran di laut Aceh.

Dewi Sartika
Beliau adalah seorang perintis sebuah pendidikan untuk kaum perempuan. Tidak hanya pintar berteori saja, akan tetapi ia lakukan dengan praktik nyata dalam memperjuangkan hak perempuan agar mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum lelaki.

Hj. Rangkayo Rasuna Said
Beliau adalah seorang tokoh yang memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Ia juga pernah menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat semasa pemerintahan Republik Indonesia Serikat, yang pada waktu itu sangat minim bahkan tidak ada wanita yang terjun ke politik, akan tetapi ia bisa membuktikan bahwa perempuan juga bisa berpolitik. Karir puncak politiknya adalah pada tahun 1959 ketika dia di angkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.

Rohana Kudus
Rohana adalah jurnalis perempuan pertama di Indonesia. Berbeda dengan wanita kebanyakan yang hanya tinggal di rumah, ia justru menjadi jurnalis dan memberikan berita kepada masyarakat luas lewat tulisan-tulisannya. Ia juga mendirikan media informasi berupa media cetak yang diberi nama surat kabar sunting melayu.

Rahmah El Yunusiah
Rahmah El Yunusiah dikenal sebagai seorang tokoh perempuan dalam pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia. Ia juga pendiri sekolah diniyah putri. Ia mendirikan madrasah tersebut karena ia ingin memisahkan pembelajaran antara anak perempuan dan laki-laki, akhirnya beliau mendirikan sekolah tersebut. Pendirian sekolah diniyah putri tersebut memginspirasi Al Azhar. Sampai suatau ketika musti Al Azhar Syeikh Abdurrahman Taj mengunjungi madrasah tersebut untuk mempelajari konsep pendidikan untuk kaum perempuan. Setelah kunjungan tersebut Al Azhar kemudian mendirikan fakultas perempuan yang dikhususkan bagi para perempuan yang ingin menuntut ilmu. Rahmah El Yunusiah atas jasanya di undang ke Al Azhar dan diberi gelar Syekhah yang merupakan gelar pertama untuk perempuan dari Al Azhar, gelar tersebut mungkin setara dengan gelar Profesor.

Nyai Hj. Siti Walidah
Siti Walidah adalah tokoh pembaharu dalam dunia perempuan. Ia memperjuangkan hak perempuan lewat organisasi yang ia dirikan, yakni Aisyiyah. Dengan organisasi ini beliau memperjuangkan aspirasi kaum perempuan, melalui pendidikan pada kaum perempuan ia dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak hanya itu, beliau juga yang mempelopori berdirinya pendidikan untuk anak usia dini. Lembaga pendidikan itu dikenal dengan nama Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Atfal. Sampai saat ini telah berdiri ribuan sekolah anak usia dini milik Aisyiyah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Dengan dedikasi dan perjuangannya ini beliau di anugrahi gelar pahlawan nasional.

Dengan banyaknya tokoh perempuan dengan sumbangsih dan dedikasinya di atas, masih relevankan sosok kartini sebagai simbol emansipasi kaum perempuan? Apa kerja nyata yang dilakukan oleh kartini dalam memperjuangkan emansipasi perempuan? Sudahkah yang dilakukan kartini itu dapat dijadikan acuan untuk menobatkan dirinya sebagai tokoh emansipasi perempuan? Pertanyaan-pertanyaan retoris inilah yang harusnya kita renungkan dalam hati kita.


Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!