Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.
Postingan

KEHIDUPAN BERBANGSA di Tengah Pandemi Covid-19


Oleh:
Nur Kholis Majid
(Ketua Umum PC IMM Ahmad Dahlan)


Seiring berjalannya waktu, bergantinya siang menjadi malam, gelap menjadi cerah, putih menjadi abu-abu, perkembangan bangsa kita semakin sarat akan masalah. Mulai dari maraknya wabah virus covid 19, sipangsiur data positif virus tersebut, dan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang banyak menuai konflik. Belum lagi dengan melemahnya rupiah yang menimbulkan hambatan bagi bangsa dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan. Dengan keadaan seperti inilah terjadi carut marut dalam kehidupan berbangsa.

Bendera sang merah putih berkibar dengan gagahnya di seluruh wilayah Indonesia. Tidak akan berubah warna meskipun bangsa sedang didera carut-marut  yang besar. Namun sangat disayangkan, umur dewasa bangsa belum menunjukkan kedewasaan itu sendiri.

Dari sinilah muncul sebuah pertanyaan besar yang perlu kita jawab yakni, apakah kita benar-benar mencintai Bangsa sepenuh jiwa dan raga disaat pandemi COVID-19 sekarang ini? Apalagi persoalan Omnibus Law yang kini semakin marak. Pertanyaan ini memang harus dimunculkan sebagai bahan refleksi kita dalam hidup berbangsa.

Saat ini terdapat suatu kelompok yang mengklaim dirinya sebagai Perwakilan Rakyat dan berdalih untuk kenyamanan rakyat atas keberadaannya. Menggunakan sebuah mantra akan memusatkan perhatian pada rakyat di tengah pandemi COVID-19. Ah, Omongan wakil rakyat! Cukup alamat saja yang palsu, janji wakil rakyat harusnya jangan.

Keberadaan suatu Bangsa sebenarnya bukan serta merta dari seberapa besar kekuasaan yang dimiliki,  tetapi adanya sebuah kesadaran akan persatuan, kesatuan dan kepedulian pemerintah pada masyarakat dalam kehidupan Berbangsa. Hal inilah yang menjadikan berdiri tegaknya suatu Bangsa. Para penggagas dan pendiri bangsa berhari-hari, berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun berdebat, membahas secara radic seputar pondasi atau dasar yang akan di gunakan untuk berdirinya bangsa ini. Terlampaui dari perbedaan pendapat yang radic, penggagas dan pendiri bangsa memiliki sifat arif yang menjadikannya sebagai seorang negarawan yang cinta kebijaksanaan.

Saat ini terdapat sebuah agenda besar untuk kita semua dalam hidup berbangsa yakni, bagaimana menanggulangi maraknya wabah virus Covid-19 dan menjalankan penanggulangan tersebut dengan optimal dalam rangka mengembalikan kehidupan berbangsa yang aman dan nyaman sebagaimana mestinya. Sehingga, bangsa ini tidak kehilangan arah seperti "Kembang Tebu Kang Kabur Kanginan." Bukan janji-janji manis yang harus dibangun, tetapi optimalisasi tindakan. Jabatan yang diemban jangan hanya dijadikan gagah-gagahan yang kering akan sebuah rencana  dan tindakan.

Pengelolaan Bangsa yang besar ini tidak cukup hanya dengan janji-janji manis ketika kampanye. Apalah esensi pemerintah kalau hanya sebatas janji-janji manis semata. Apalagi jika makna sebuah kata tidak berjalan beriringan dengan tindakan. Jangan hancurkan Bangsa dengan tindakan tak senonoh, seperti menggelar rapat RUU di tengah masyarakat sedang sibuk melawan wabah virus covid 19, meminta kenaikan gaji anggota dewan dalam keadaan pemerintah butuh banyak dana untuk penanganan wabah virus tersebut, serta menebar janji manis lain yang akan menghambat jalannya kehidupan berbangsa.




Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!