Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.
Postingan

Adakah Ibroh Milad di Tengah Pandemi Covid-19?


Oleh: 
Ulfa Diyanti
(Ketua Umum PK IMM AR Fachruddin)

Cobalah sambungkan kembali tali yang putus. Cobalah memberi orang yang tidak mau memberimu. Cobalah memberi maaf orang yang menganiayamu"
  - Kaif bin Ashim (Pujangga Arab)-


Refleksi Milad IMM Ar Fachruddin di tengah pandemi corona, sebuah rencana matang untuk memeriahkan milad yang sudah persiapan matang nyatanya tak terwujudkan. Semua rencana hanya tinggal rencana, berprogreskah? Berjalankah? Atau hanya tinggal keheningan semata. Tema yang diusung "Bersatu untuk Ikatan Berkemajuan" . Sudah relevankah antara makna tema milad dengan kenyataannya? Sepertinya patut untuk merefleksikan bersama apa makna milad di tengah pandemi, penuh keheningan atau hanya sekedar bermain kata namun minim tindakan. Memeriahkan dengan cara apakah sebenarnya?

Berbicara milad IMM Ar Fachruddin ke 4 tahun, usia yang masih seumur jagung, masih mengalami pendakian kedewasaan ikatan. Masih butuh kebersamaan, butuh kesiapan, butuh keteguhan untuk konsistensi ikatan berkembang, makin memancarkah cahaya lampu ikatan atau malah semakin meredup. Semua ada di tangan kita, belajar dengan cara bijaksana, sangatlah diperlukan, pemikiran matang, bijak nan bajik, saleh intektual dan kritis humanitas. Bukankah mengayuh roda ikatan perlu kerja sama yang kompak, perlu sifat kebesaran hati yang ikhlas dan keteguhan hati agar tak goyah, tatkala rintangan mulai menerpa.

Semakin tua semakin tangguh, kokoh dan kuat sekuat baja, tidak mudah gentar oleh kritik tajam, terus melangkah melawan kejumuddan, ketimpangan sosial dan melawan penindasan. Perbedaan pemikiran adalah sebuah kewajaran dalam organisasi, berbeda argument tentu sesuatu yang lumrah. Bukankah perbedaan itu indah, pertengkaran karena beda pendapat, mengalah walau tak salah, menangis karena tak dihargai, dan kesal  karna perjuangan stagnan. Itu bagi organisasi, ya biasa aja pastinya setiap masalah yang ada hadapi bukan malah lari. Mengingat sumpah bakti setia waktu DAD, apapun masalah yang menimpa di IMM, hadapi apapun kondisinya.

Mengaca pada tokoh Kasman Singodimejo, tokoh Pendidikan yang kemarin milad PK IMM Kasman Singodimejo, saya ucapkan "Selamat milad PK IMM Kasman Singodimejo, semoga tumbuh dan berkembang dengan gerakan yang progresif, tambah kompak dan kolaborasi menggembirakan". Beliau tokoh pendidik dengan dedikasi tinggi bagi pendidikan menciptakan pendidik tak sekedar mengacu pada nilai angka lebih mengacu nilai manfaat. Kunci kemajuan negara, berawal dari pendidikan, menjawab problematika bangsa. Pendidikan membentuk manusia secara utuh yang bebas dan mandiri  Memulai pengembangan mentalitas ilmiah dan membudi dayakan diskusi beradab.

Tak hanya itu, perlu menengok tokoh ulama dan guru yang zuhud dan begitu tawadhu', setiap berbicara yang mendengar akan hatinya akan merasa sejuk. Tokoh yang hidup sederhana mencerminkan pemimpin yang bijak nan bajik. Dimulai kisahnya yang mampu me-Muhammadiyahkan jamaah NU karena sholat tarawih bersama Gusdur. Kisahnya yang tak mau menerima honor sewaktu beliau ceramah. Kisahnya mendedikasikan diri untuk kemajuan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kisahnya yang berjualan bensin, mengayuh sepeda dan berbagai kisah kerendahan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Pak Ar Fachruddin, tokoh lembut hatinya yang slalu menenangkan. Khususnya anak muda patut untuk menjadikan beliau panutan, di tengah masa sekarang kita melawan hedonismen dunia yang fana. Merefleksikan diri untuk menjadi pribadi tenang dengan sejuta kebaikan untuk kemaslahatan umat.

Mungkin, ketajaman kader ikatan perlu mengasah dengan beberapa pengasah seperti menanamkan tri kompetensi dasar dan trilogi IMM, tak sekedar hafalan namun di implementasikan, seperti tak sekedar menghafal Pancasila namun mengamalkan isi Pancasila. Andaikata itu sudah terpenuhi, kader kita yang sedikit mampu mengguncang peradaban. 

Mempunyai daya tarik tersendiri, tak perlu berteori tinggi perlu gerakan nyata agar tak terdengar bualan. Setiap individu mempunyai peran masing-masing, mempunyai tonggak amanah masing-masing, tugas kita adalah menjaga kekompakan agar roda ikatan berjalan lancar, mengayuh ringan sebab ringan sama dipikul daripada berat sama dijinjing. Disini kita saling belajar ya bukan saling menggurui. Saya masih belajar dan kalau tak berkenan dengan tulisan ini, balahlah lewat tulisan jangan status WhatsApp.

Kita perlu revolusi. Revolusi berfikir,  revolusi bertindak, dan revolusi cara pandang. Perlunya revolusi berfikir sebab semua pekerjaan berasal dari fikiran, ideologis pemikiran melalui beberapa hal, mulai politik,Ekonomi, Kultur dan Prasangka, Pendidikan sampai ke akar Penindasan. Dengan revolusi berfikir sampai ke tahap revolusi atas tindakan. Berawal krisis global yang mulai mengkhawatirkan sampai penyakit sosial seperti dari penyakit omdo (omong doang) menimbulkan dampak dehumaninisasi dan berbagai kemiskinan meraja lela. Dari sini membutuhkan revolusi cara pandang, menciptakan keberanian membela kebanaran, menyalakan semangat berkobar, api menyala terang menjadikan jiwa petarung, membawa obor panji kebenaran.

Selain itu, bila mana roda ikatan jalannya semakin lambat, besinya berkarat dan rantainya sering putus, ikatan semakin meredup. Andaikata IMM Ar Fachruddin mengalami kegagalan, patutlah yang disalahkan adalah pemimpinnya, ketuanya. Kritiklah saya selama untuk kebaikan ikatan, bukankah saling mengkritik merupakan budaya organisasi, saling memberi masukkan, saling memberi saran dan saling menguatkan. Tentu harapan milad PK IMM Ar Fachruddin, semoga tambah kokoh seperti semen Gresik, kuntitas kader semakin progresif, dan pastinya mampu menjadi kader yang mempunyai jiwa humanitas tinggi, pribadi memulung ilmi dan tertentuk bibit-bibit shaleh intelektual. Selamat milad ikatanku, makin jaya tambah mengibar di kampus IAIN Surakarta, walau minoritas harus bermental mayoritas. Hehe dari ketum yang tidak bertanggung jawab, salam dan jaga kesehatan. Abadi Perjuangan...

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!