Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.
Postingan

FRAKKSION (Forum Aksi Kaji dan Diskusi Online): "Muhammadiyah Dalam Pandemi Covid-19"

09 Mei 2020-Bidang Riset Dan Pengembangan Keilmuan PK IMM Prof Hamka telah mengadakan FRAKKSION (Forum Aksi Kaji dan Diskusi Online) dengan tema "Muhammadiyah Dalam Pandemi Covid-19". Diikuti oleh ratusan peserta dan dibuka untuk umum, FRAKKSION ini bertujuan untuk menambah wawasan dan memahamkan Kader Muhammadiyah dan Kader IMM terkait menyikapi pandemi Covi-19. Materi pada FRAKKSION kali ini disampaikan oleh IMMawatan Guntur Cahyono, M.Pd. IMMawatan Guntur Cahyono, M.Pd. beliau seorang Dosen IAIN Salatiga. IMMawatan Guntur Cahyono, M.Pd. ini orangnya humble banget, kalau sudah bicara dan bercerita bersama beliau rasanya waktu 1 dan 2 jam itu kurang.

Kurang lebih empat puluh menit IMMawatan Guntur Cahyono menyampaikan materi dengan ketikan tangan melalui WhatsApp Group. Sebagai opening, IMMawatan Guntur Cahyono mengingatkan Muhammadiyah lahir bersama dengan perjuangan nusantara (hindia belanda) lepas dari penjajahan. Jadi Muhammadiyah adalah Indonesia, dan Indonesia besar salah satunya jasa-jasa para aktivis gerakan Muhammadiyah. Indonesia telah mengalami berbagai problem kebangsaan salah satunya adalah kesehatan, menelisik sejarah panjang itu maka Muhammadiyah wajib hadir. Muhammadiyah sampai saat ini dalam penanganan covid -19 sudah menggelontorkan dana hampir 114 milyar dengan penerima manfaat hampir 2,3 juta jiwa, sungguh muhammadiyah luar biasa. 

Dana sebesar ini digunakan berbagai hal dalam konsentrasi penanganan dampak sosial sampai kesehatan. Untuk uang tunai sendiri mencapai 127 juta lebih dan juga potongan dana SPP mahasiswa lebih dari 36 juta. Bahkan dari KOMPAS TV lewat konser didi kempot kebagian untuk penyaluran 2,2 milyar dan itu angka terbanyak dibanding organisasi lain yang dipercaya menyalurkan bantuan. Ada 75 rumah sakit Muhammadiyah yang ikut serta dalam garda terdepan dalam menampung dan proses penanganan pasien covid 19. Lengkap sudah Muhammadiyah dalam proses penanganan dampak covid-19 di Indonesia. 

Secara sosial Muhammadiyah telah membangun konsep kerja yang jelas dan terukur. Namun, bagaimana warga Muhammadiyah secara keagamaan masihkah ada yang ngeyel tetap pergi masjid untuk shalat jamaah, tarawih, atau jumat. Fatwa dan edara Muhammadiyah sudah jelas dan tegas, ini adalah proses paling sulit yang terjadi di masyarakat. Muhammadiyah telah memberikan pedoman jelas bagi semua masyarakat khususnya tertentu warga muhammadiyah. Maka Kader Muhammadiyah perlu membangun ruh Muhammadiyah sesuai dengan kesepakatan ulama Muhammadiyah.

Bagaimana di desa kalo masih nekat untuk tetap melaksanakan ibadah di masjid?Muhammadiyah tentu belum sampai ke ruang publik secara luas. Tapi Kader Muhammadiyah wajib bereksistensi dimana mereka hadir. Muhammadiyah telah melakukan proses defen yang tepat dan Muhammadiyah melakukan proses pencegahan sekaligus proses penguatan bagi masyarakat terdampak, jangan sampai setelah kejadian baru kita ramai-ramai. Sebagai Kader ruang diskusi dan tidak perlu gegabah menghadapi sebagai masyarakat yang belum memahami pencegahan. Walau juga sulit, sementara orang harus bekerja misalnya semestara disatu sisi ada “tanggung jawab” tetap dirumah.

Menjadi note lagi, semua aktivitas sesuai dengan kondisi baik fisik dan waktu masing-masing individu. Point utamanya ialah bagaimana cara kita mengoptimalkan kebaikan di Wabah Covid-19.“Muhammadiyah sudah melakukan yg terbaik untuk umat dan bangsa. Menjaga Muhammadiyah yg dititipkan Kyai Dahlan sama halnya menjaga bangsa” IMMawan Guntur Cahyono.


Tim Cendana Pers 


Penulis : Erviana Nandasari (Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan Komisariat Prof. Hamka)
Editor : Aisyah Putri 

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!