Bulan Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Di bulan suci ini umat Islam saling berlomba untuk mendapat pahala, termasuk dari organisasi otonom Muhammadiyah, salah satunya yaitu IMM.
Oh sebelumnya aku Laila, anak manis, kalem, dan cantik
menurut keluargaku sendiri, xixixi. Aku berasal dari Banyumas, dan Ramadan kali
ini menjadi salah satu Ramadan teristimewa di hidupku. Mengapa istimewa? Karena
di Ramadan ini, pertama kalinya aku keluar dari zona ternyamanku, yaa keluar
dari Banyumas dan masuk ke daerah orang lain, Sragen.
Sebenarnya aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan
menjalankan ibadah bulan Ramadan di sini. Sedari kecil aku sudah dididik dengan
protektif oleh orang tuaku, itu membuat diriku sendiri bergantung sepenuhnya
pada mereka. Hingga ketika aku MTs, aku mulai mengikuti organisasi sekolah,
IPM. Dan dari IPM aku belajar banyak hal, salah satunya alasan mereka protektif
kepadaku yang notabennya seorang perempuan. Bisa dikatakan IPM merupakan cinta
pertamaku, tempat berkembangku menjadi pribadi yang lebih baik.
Di kelas IX MTs aku mulai mendapatkan materi mengenai
ortom-ortom yang ada di Muhammadiyah, yaa salah satunya yaitu IMM. Jika IPM
bergerak di ranah pelajar, maka IMM di ranah mahasiswa. Pemikiranku saat itu
hingga sebelum aku ikut DAD tahun ini, IMM itu merupakan jenjang lanjutan dari
IPM, jadi ketika ikut IPM maka harus melanjutkan ke IMM.
Okee sebelum lanjut, sedikit aku ingin menggambarkan,
eeh bukan menggambarkan yaa ... emm, sedikit menuliskan kenapa sih aku bisa
nyasar, eh milih kuliah di IAIN Surakarta, padahal di Banyumas sendiri banyak
universitas yang mampu bersaing juga, apalagi backgroundku yang Muhammadiyah,
kenapa tidak di UMP, di Unsoed, di IAIN Purwokerto.
Sebenarnya dari aku MTs kelas IX aku sudah mulai
merangkai masa depanku, salah satunya plan kuliah ini. Sedari awal aku ingin
kuliah di UMS, entah mengapa tapi aku merasa, emm ... pokoknya aku itu harus
kuliah di UMS, harus keluar dari Banyumas. Waktu itu aku sendiri baru mengenal
beberapa kampus, yakni UMP, UMS, Unsoed, dan juga IAIN Purwokerto. Awalnya ada
senior IPM yang kuliah di UMS, dan dari Banyumas sendiri rata-rata anak IPM
kuliahnya juga di UMS. Aku merupakan orang pertama yang notabennya anak IPM
Banyumas yang memilih kuliah di IAIN
Surakarta (sepertinya).
Dan ketika masuk MA aku masih terobsesi pada UMS,
hingga saat kelas XII aku berkunjung ke Sragen, karena ada suatu hal. Dan dalam
perjalanan aku melihat plang yang bertuliskan IAIN Surakarta. Dari sini aku
baru tahu, ternyata di Surakarta ada IAIN juga. Maka saat
itu, aku memutuskan untuk kuliah di Surakarta, entah itu di UMS, di UNS ataupun
di IAIN Surakarta.
Saat semester dua kelas XII, aku mulai mengurusi
berkas-berkas persyaratan kuliah. Aku mendaftar SNMPTN, SPAN PTKIN dan juga
jalur beasiswa kader di UMS. Belum selesai aku mengurus berkas untuk mendaftar
di UMS, ternyata pengumuman SPAN PTKIN keluar, dan aku dinyatakan lulus di IAIN
Surakarta.
Ramadan tahun lalu, aku mulai mencari-cari akun ig IMM
di IAIN Surakarta. Sebelumnya aku tanya ke kakak kelas yang kuliah di Surakarta
juga mengenai IMM di IAIN, tapi ternyata dia tidak tahu. Jadi aku memutuskan
mencari akun ig nya, dan akhirnya ketemu akun ig PC IMM Ahmad Dahlan
(@immahmaddahlan). Dan dari sinilah perjalanan mencari IMM berawal, namun
aku tidak akan menceritakannya secara detail, karena akan memakan berlembar
kertas, ahihi ....
Singkat cerita aku bertanya mengenai IMM lewat salah
satu kader yang kebetulan merupakan kader IMM Kuntowijoyo. Dan dari beliau
juga, aku diberi tahu cp yang tertera jika akan mendaftar menjadi anggota IMM.
Ramadan tahun lalu merupakan masa-masa mencari IMM di
IAIN Surakarta, dan Ramadan kali ini merupakan masa-masa ta’aruf dengan IMM
khususnya PK IMM Kuntowijoyo. Berawal dari kegiatan DAD I yang diadakan di
Boyolali pada 8-11 April 2021, dari sana aku mendapat kenalan baru dan juga
lebih mengetahui tentang IMM. DAD I sepertinya akan menjadi salah satu kegiatan
yang akan selalu dikenang.
Dan saat hari akhir DAD itu ada kegiatan apa yaa
namanya, kalo ngga salah pengukuhan (maaf kalo salah, lupa soalnya :v).
Nah di kegiatan itu peserta DAD di suruh
mengisi formulir kemudian di sumpah untuk ikut berkontribusi di acara IMM.
Sungguh, rasanya beban dipundak bertambah, amanah bertambah, rasa takut tidak
bisa tanggung jawab pun mulai menggerogoti. Tapi ketika teringat kata-kata
pemateri saat acara IPM dulu, yakni ” jangan meletakkan amanah di pundak
karena akan terasa berat, letakkanlah amanah di hati karena akan membuat ringan
dalam menjalankan amanah tersebut” pundakku mulai terasa ringan. Aku tau,
langkah pertama yang harus aku lakukan
adalah mencintai IMM, bukan mencintai IMMawan, upss.. hhehe, canda IMMawan :v
Dengan mencintai IMM maka akan terasa ringan langkahku
dalam berjuang, akan nyaman rasaku ketika berkumpul bersama kader IMM.
Ketika tanggal 27 April 2021, dari IMM Kuntowijoyo
mengadakan acara dalam rangka memperingati lahirnya PK IMM Kuntowijoyo. Nah
rangkaian kegiatan acara milad ini ada talkshow, berbagi takjil dan juga buka
bersama kader IMM. Jujur saja, berbagi takjil ini merupakan pengalaman pertama
bagiku, benar-benar pertama kalinya aku turun ke jalan raya dan membagikan
takjil kepada para pengendara mobil dan motor.
Rasanya seru, exited juga, mungkin karena pengalaman
pertama. Bayangkan saja, aku itu anak rumahan, keluar rumah ketika sekolah,
mengajar TPQ dan juga ketika ada acara IPM. Jarang, bahkan sangat jarang bagiku
pergi ke suatu tempat sendirian dan memakai mikro, karena biasanya selalu ada
teman yang menemani jika aku naik mikro, jika tidak ada teman maka aku diantar
oleh kakaku. Dan di acara kemarin, aku ikut membagikan takjil ke
pengendara-pengendara, itu rasanya ... ah, tidak bisa dijabarkan. Rasa bingung,
deg-degan, cemas jika ditolak menjadi satu. Rasanya campur aduk.
Dan setelah semua takjil habis, kami pulang ke sekre
IMM untuk melanjutkan kegiatan, yakni buka bersama. Setelah
itu ada rapat evaluasi panitia, karena aku merupakan salah satu pantia kegiatan
maka aku wajib ikut. Dan ternyata rapatnya di depan gedung rektorat IAIN
Surakarta, kembali ini menjadi pengalaman pertamaku memasuki kampus.
Sedari aku masuk kuliah, aku memang tidak pernah melihat dan mengunjungi kampus
IAIN Surakarta. Dan saat itulah pertama kali aku melihatnya, walaupun tidak
masuk ke dalam gedung-gedungnya, tapi setidaknya aku pernah menginjakkan kakiku
di kampus. Xixixi ...
Setelah selesai evaluasi, dari panitia masih
bercengkrama di sana, hingga pukul delapan malam, kalau ngga salah. Tapi sampai
pukul delapan aku belum juga dijemput, akhirnya aku ditemani dua IMMawati baik
hati dari PK Kunto untuk menunggu
jemputan di sekre. Aku tidak bisa membayangkan jika aku sendirian di sekre, mengapa?
Karena isinya IMMawan semua :)
Dan pukul setengah sembilan malam, jemputanku datang.
Bersyukur sekali rasanya, karena saat itu aku juga sudah mulai mengantuk.
Ketika aku ikut kumpul dengan kader IMM, aku merasa
nyaman, walaupun aku merasa kecil banget. Intelektual mereka tinggi, pemikiran
mereka juga kritis, ini mengharuskanku juga untuk lebih giat membaca buku agar
aku bisa seperti mereka.
Sepertinya cerita ini terlalu panjang yaa, jadi aku akhiri saja sampai di sini. Tulisan
ini gaje, iya aku tau kok. Tapi aku ingin
mengucapkan terima kasih, karena telah membaca tulisan gajeku ini :)
Salam hangat dan salam sayang dariku,
PK IMM Kuntowijoyo
