Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Pemuda Melawan Pandemi Global : Peringatan Kebangkitan Nasional

Sumber gambar: Dumetschool


Di tengah keprihatinan yang disebabkan pandemi covid-19, kita pemuda dituntut untuk kembali menggelorakan semangat kebangkitan nasional yang d imiliki bangsa Indonesia. Menolak lupa kemudian mengokohkan lagi semangat patriotisme dalam upaya melawan pandemi global yang menyerang semua negara di dunia. 

20 Mei 1908, pemuda Indonesia yang didominasi mahasiswa STOVIA melakukan perkumpulan dan mendirikan sebuah pergerakan yang bernama Budi Utomo. Gerakan Budi Utomo ini dipimpin oleh mahasiswa kedokteran yang berintelektual dan sekaligus pemikir di zamannya, seperti Dr. Sutomo, Dr. Gunawan, serta Dr. Wahidin Sudiro Husodo (Aji, 2020). 

Momen kebangkitan nasional seharusnya bisa menjadi ghirah bangkitnya semangat pemuda Indonesia agar tidak berada dalam “keterkungkungan” derita sehingga mereka masuk dalam kelompok yang rentan terhadap dampak pandemi Covid-19. Pemuda Indonesia hari ini harus melahirkan kembali semangat dalam mempelopori persatuan dan kesatuan Indonesia, terutama dalam hal “memerangi” pandemi global agar Indonesia mampu survive dan bangkit dari keterpurukan. 

Wabah Pandemi global berhasil menghentikan dunia pendidikan secara global. Hampir semua sektor di Indonesia berhasil berhenti melakukan pertemuan s ecara langsung guna memutuskan rantai virus covid-19. Sama halnya dengan kegiatan masyarakat maupun organisasi, yang dipaksa berhenti ketika covid-19 sedang naik daun. 

Indonesia terus berbenah dalam mengatasi problematika pendidikan karena dampak pandemi ini. Kebijakan pendidikan dengan menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring) memaksa tenaga pengajar sekaligus para pelajar menjalankan proses pembelajaran melalui kontak tidak langsung. Hal ini juga terjadi di lingkungan masyarakat, organisasi, maupun orang-orang yang bekerja di gedongan. Mereka melalukan komunikasi hanya melalui platform - platform online yang tersedia gratis di gadget mereka.

Sebagai pemuda yang hidup di zaman millineal tentu akan lebih positif ketika mempunyai ghirah yang sama dengan para pelopor kebangkitan nasional. Bentuk penyaluran semangat yang tentunya berbeda dengan para pemuda pada zaman Budi Utomo. Pandangan mengenai pendidikan yang dijiwai effort pemuda dalam menelanjangi teknologi, tentu diharapkan melahirkan gaya baru dalam meresolusi berbagai persoalan bangsa. 

Zaman revolusi industri 4.0 menjadi tantangan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa melalui arus teknologi. Hal yang terpenting adalah menanamkan effort dengan pembelajaran otodidak. Pemuda Indonesia mesti melatih dirinya agar tidak bergantung pada pembelajaran jarak jauh, melainkan belajar membunuh rasa malas dengan meningkatkan kreatifitas dan berfikir kritis. 

Terlepas dari komunikasi yang hanya bisa dilakukan secara jarak jauh, terdapat suatu peluang serta kesempatan yang bagus bagi kaum muda dalam menyikapi hal ini. Terlahir sebagai kaum millineal, generasi muda sekarang hidup dalam perkembangan ekonomi, sosial serta budaya yang berbasis big data dan dalam jaringan. Tinggal bagaimana menanamkan kesadaran atas ketahanan ekonomi pada kaum muda. Upaya ini memerlukan usaha yang kuat dan berkelanjutan agar kaum muda dapat membangun kesadaran berketerampilan dan inovatif. 

Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu kunci harapan yang berbeda dengan pemuda lain di dunia. Keunggulan pemuda Indonesia dengan jumlah besar, melebihi rata-rata jumlah pemuda yang ada di negara lain di dunia. Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan effort dan etos di tengah pandemi ini, dengan tetap sebagai kontributor utama bonus demografi Indonesia. Pemuda Indonesia diharapkan untuk terus berpacu dalam merespons pemulihan ekonomi dan kesejahteraan dalam melindungi hak-hak asasi manusia bagi keberlangsungan kemajuan semua anak muda Indonesia. 


Oleh: IMMawati Ummul Qoyimah (PK IMM Kuntowijoyo) 

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!