Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

78 Tahun Indonesia Merdeka: Jangan hanya sibuk berjuang di Land of Dawn



Transisi era kepemudaan di tahun 2023 sangat ketara dengan kehadiran generasi Z. Era milenial yang semakin tambah tahun akan tergeserkan pelan-pelan oleh generasi Z yang terkhusus akan mengubah tatanan sosial. Sering kita dengar orang tua masa kini “bocah saiki kok ra ndue sopan, karo wong tuo malah wani” artinya “anak sekarang kok tidak punya rasa sopan, sama orang tua malah berani”

Seperti peribahasa tidak akan ada asap bila tidak ada api, tentu semua ada sebabnya. Banyak sebab generasi Z yang tingkahnya membuat kepala geleng-geleng. Tulisan singkat ini bukan lah sebuah narasi yang memprovokasi untuk mengeneralisir semua generasi Z itu sama, pasti tetap banyak juga yang memiliki adab, sopan santun. Tetapi tulisan ini sedikit menggambarkan kekacauan perubahan tatanan sosial yang berada di tengah-tengah masyarakat di masa kini.

Sebab-Musabab

Pertama akan kita analisis terkait sebab mengapa substansi kemerdekaan Indonesia dan malah mengisi kemerdekaan dengan kekosongan berpikir. 78 Tahun Indonesia Merdeka mengangkat tema “Terus Melakukan Untuk Indonesia Maju”, maka sebagai warga negara Indonesia wajib untuk berkomitmen dan bergotong royong untuk Indonesia Maju.

Ponsel, ya, satu barang ini bisa disebut sebagai bukti kemajuan zaman tetapi juga bisa menjadi boomerang yang mengancam kemajuan kawula mudanya. Dilihat dari sisi positifnya, ponsel adalah sarana yang sangat menunjang untuk beraktifitas di zaman sekarang. Contoh dapat digunakan untuk mendukung dan membantu proses belajar, perkuliahan, silaturahmi, berkomunikasi, memajukan bisnis UMKM, dan bahkan dengan ponsel saja kita bisa mengakses jutaan informasi dunia meskipun sedang di rumah saja. Betapa hebatnya smartphone yang kita miliki ini.

Sisi lain ponsel adalah ketergantungan. Jujur saja jika ponsel kita ketinggalan pasti sebisa mungkin akan kita ambil, ya kebanyakan orang melakukan hal ini. Melihat kemungkinan negatif dari penggunaan ponsel yakni kawula mudanya teracuni oleh game-game yang sangat menguras waktu berjuang Push Rank hingga dini hari bahkan akan menginjak waktu subuh, shorts video yang terus digulir berjam-jam yang mungkin awal niatnya cuma pengen digulir selama lima menit, mudah terkena hoax sehingga shorts video di salah satu platform media sosial dijadikan pedoman hidup, akses racun video yang kurang pantas dilihat oleh anak di bawah umur, dan masih banyak lagi.

Berjuang di Land of Dawn

Saya kira kawula muda tidak akan asing nama tempat ini, Welcome to affah ? , ya monggo dijawab sendiri, hehee. Memang sudah mengakar dan menjadi budaya nongkrong tidak afdhol jika tidak berkunjung ke Land of Dawn.

Salah satu permainan dari Moontoon yaitu e-sports Mobile Legends. Sebenarnya tidak ada yang salah dari permainan ini, tentu jika kita sedang jenuh dan stress pasti seorang player akan memiringkan ponselnya dan muncullah suara “Bang-bang!”. Racun ini seakan menyebar begitu cepat kepada teman di sekitarnya dengan ajakan “Ayo login, party!” istilah ini adalah ajakan main bareng.

Yang akan kita sorot di sini adalah jika seorang kawula muda yang benar-benar tidak paham dalam mengorganisir waktu untuk hal yang lebih bijak. Satu hari kita memiliki waktu 24 jam, jika pushrank kita lakukan selama 5-8 jam perhari, dan parahnya jika lose-streak bukan menghilangkan stress tetapi malah tambah stress.

Cita-cita bangsa Indonesia adalah kawula muda memiliki karya-karya nyata. Kepada kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang mungkin teracuni hal di atas mari kita berefleksi secara bersama terkait komitmen akan semangat berkemajuan. Kata Bung Karno “Beri aku 1000 orang tua akan kucabut semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia” kalimat ini dengan harapan kawula muda adalah penentu masa depan peradaban bangsa Indonesia.

Karya yang tidak selalu Juara

Belajar tidak selalu membaca, menulis dan mengerjakan tugas-tugas kuliah. Proses belajar di akademik harus diiringi dengan belajar hidup. Bersyukurlah dan jangan kebanyakan mengeluh ketika banyak ujian hidup. Manfaatkan masa muda, kawula muda yang memiliki prinsip “hidup yang tidak teruji adalah hidup yang tidak berharga”. Menjalani rutinitas hidup tanpa peduli prinsip-prinsip kehidupan yang mendasarinya ibarat naik motor yang tidak pernah “diservis”. Mungkin sampai detik ini mesinnya masih bagus, remnya masih pakem dan jalannya masih kencang. Namun tanpa dilakukan servis secara berkala, kita tidak akan tahu kapan tiba-tiba rem itu blong, mesin ngadat, atau jalannya memberat.

Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah wajib mengingat pesan Buya Syafi’I “Saya berharap anak-anak muda IMM harus punya intelektual kelas satu. Harus rakus membaca. Pemikir itu jumlahnya tidak besar, tapi perlu. Kuasai Bahasa asing: Arab, Inggris, Jepang….” dan “Curi waktu tidurmu untuk membaca, itulah satu-satunya jalan meningkatkan kualitas sumberdaya umat Islam dan bangsa Indonesia. Dengan kualitas ini, IMM akan menjadi solusi.”

Sehingga kita dalam mengorganisir waktu perlu lebih bijak lagi. Berapa waktu yang kita bagi untuk belajar ? atau sekedar membaca buku atau artikel  ? Tanpa kesungguhan membaca, seseorang hanya akan mengandalkan model berpikir “kira-kira” dalam segala aktivitasnya. Kesediannya membaca juga menjadi indikator kesungguhan seseorang dalam belajar dan berilmu.

Seseorang bisa beralasan tidak bakat atau tidak mampu menulis, berdiskusi, atau menganilisis secara dalam. Tetapi seseorang tidak menjawab “tidak bisa” atas tuntutan membaca. Kecuali memang tidak mau, karena memang membaca butuh tenaga dan hasilnya tidak berupa, malas melengkapi diantaranya, berapa banyak manusia kehilangan fungsi mata ? kiranya melihat sebenarnya buta.

Karya yang tidak selalu juara adalah ketika kita sebagai kawula muda menjadi solusi. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan laboratorium keilmuannya mari kita lebih bijak dalam memanfaatkan waktu yang ada dengan banyak belajar dan berperan sejak dini. Tawaran sebagai solusi adalah harapan para pendahulu bangsa ini.

Kitalah Cendekiawan Berpribadi

Sering dinyanyikan oleh Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah “… kitalah cendekiawan berpribadi, Susila cakap taqwa kepada Tuhan, pewaris tampuk pimpinan umat nanti”. Dengan komitmen membawa Indonesia Maju sudah sangat selaras dengan semangat berkemajuan IMM. Semangat ini memberi sinyal positif dan beruntung menjadi kader-kader yang bergabung di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dengan penggodokan di Ikatan kita akan menjadi penerus pemimpin bangsa Indonesia.

Q.s. Ali ‘Imran:110 yang artinya “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah….

Mari kita pahami dan gali substansi “Cendekiawan Berpribadi” untuk bergotong royong dan selalu mengisi kemerdekaan Indonesia dengan nilai berpikir yang solutif.

Fastabiqul Khoirot!!! Abadi Perjuangan!!!

 

Ditulis oleh:

Wahyu Jatmiko Aji, S.H. - Ketua Umum PC IMM Ahmad Dahlan Surakarta 2023/2024

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!