Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Menyambut Kemerdekaan Yang Belum Merdeka Ke-79 Tahun

Menyambut Kemerdekaan Yang Belum Merdeka Ke-79 Tahun

Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-79 pada 17 Agustus 2024. Seharusnya, momen perayaan ini dirayakan dengan canda tawa, senyuman, dan kesenangan. Namun, sebagian masyarakat akan menyambutnya dengan kecemasan, kekhawatiran, kesedihan, bahkan tangisan dan duka. Sebenarnya, apa arti sebuah kemerdekaan?


Apa Arti Merdeka?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Merdeka berarti: 1. bebas, 2. tidak terkena atau lepas dari tuntutan, 3. tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. 


Jika kita tarik ke realita di negara ini, apakah kita benar-benar sudah bebas? Ya, kita sudah bebas dari penjajahan kolonial, tetapi apakah kita sudah bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketidakmerataan kemakmuran, ketertinggalan infrastruktur, korupsi, dan hutang? BELUM, KITA BELUM SEPENUHNYA MERDEKA.

Penjajahan Belum Hilang

Penjajahan tidak lagi berbentuk fisik seperti masa lalu, ketika perang terjadi dengan senjata, ledakan, pesawat tempur, dan lain-lain. Kini, penjajahan hadir dalam wujud yang lebih halus dan sulit diidentifikasi. Ketergantungan pada negara-negara maju dalam bidang ekonomi, teknologi, hingga politik sering kali menjadi penghalang bagi kemerdekaan sejati negara ini. Ketika keputusan-keputusan penting yang menyangkut nasib bangsa ini masih dipengaruhi oleh tekanan dari kekuatan luar, maka kemerdekaan kita belum sepenuhnya terwujud.


Selain itu, penjajahan dalam bentuk ketidakadilan sosial dan ekonomi di dalam negeri juga masih menjadi masalah. Ketimpangan yang tinggi antara si kaya dan si miskin, serta antara daerah yang maju dan tertinggal, mencerminkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih belum menikmati hasil dari kemerdekaan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme juga merupakan bentuk penjajahan internal yang menghambat bangsa ini untuk maju, dan hal itu terpampang nyata.


Kemerdekaan yang sejati bukan hanya soal terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu mengelola dan mengembangkan potensi bangsa dengan mandiri, adil, dan berkelanjutan. Ini menuntut peran aktif seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah hingga rakyat biasa, untuk bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan yang belum sepenuhnya kita nikmati.


Menuju Kecemasan, Bukan Keemasan 2045

Pemerintah menargetkan bahwa pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara yang berdikari, menjadi negara maju, dan menjadi negara emas. Indonesia memiliki modal yang luar biasa banyaknya, mulai dari sumber daya manusia, bonus demografi yang akan terjadi, letak wilayah yang strategis, hingga sumber daya alam yang melimpah ruah. Namun, jika kita kembali lagi tarik ke realita di negara tercinta ini, cita-cita menjadi negara emas setidaknya harus mulai dibenahi satu per satu sejak sekarang. Namun kenyataannya, tidak ada yang dibenahi.


Kualitas SDM? Masih rendah. Bagaimana membangun negara maju jika penduduknya belum maju? Dari segi sosial, kita dikenal sebagai negara yang memiliki etika yang baik dan sopan santun yang bagus, tapi kenyataannya? Sudah mulai hilang. Kita saling hujat menghujat antar saudara sendiri. Banyak sekali kasus guru yang dibentak oleh siswanya, dipukul, bahkan sampai dibacok oleh muridnya sendiri. Begitu tidak berharganya guru di negara ini. Jika seperti ini terus, tidak ada optimisme menuju negara emas.


Kita beralih ke ekonomi. Apa yang mau dibanggakan dari ekonomi sekarang? Hutang yang menumpuk dan terus bertambah. Sungguh miris bayi yang lahir di negara ini harus menanggung hutang puluhan juta, tidak seperti negara lain. Diberitakan bahwa negara ini salah satu negara yang stabil dalam ekonominya, namun lihatlah realita di masyarakat sekarang. Bahan pokok makin hari makin mahal dan susah dicari. Mengapa seperti itu? Padahal negara kita negara agraris, mayoritas penduduknya petani. Mengapa sampai kesulitan mencari bahan pokok? Oh ya, petani tidak bernilai di negara ini.


Kita lanjut ke hukum. Oh ya, hukum yang adil sudah mati di negara ini. Sudah digantikan dengan hukum bagi yang punya uang dan kuasa. Kita lanjut ke pemerintahan. Oh ya, pemerintah sekarang bukan lagi demokrasi, tap mulai menjerumus pada nepotisme. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan untuk menuju negara emas 2045. Yang ada hanyalah kecemasan dan kekhawatiran. Walau bagaimanapun negara ini di esok hari, yang pasti setiap warga negaranya ingin kemerdekaan yang sejati.


Selamat Kemerdekaan Indonesia ke-79

Opini Priadi


Penulis: Hafiz Ayatullah Selalu Ketua Umum PC IMM AHMAD DAHLAN KOTA SURAKARTA 2024


Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!