Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Meluruskan Kiblat Kampus Melalui IMM Yang Menggembirakan

akademis value, mahasiswa kupu-kupu, Kiblat akademis value melenceng, jualan kampus yang paling mahal adalah mahasiswanya yang juara

 Meluruskan Kiblat Kampus Melalui IMM Yang Menggembirakan



Kehidupan kampus diwarnai oleh civitas akademia yang berangkat dari berbagai cabang keilmuan. Sudah selayaknya kehidupan tersebut dihidup-hidupi dengan berbagai fakta, literatur, mahasiswa yg berakhlak, berilmu, dan memiliki mewujudkan cita-cita bangsa. Mahasiswa setiap akhir tugas semester akhir dibenturkan dengan penelitian atau skripsi yang diharapkan menjadi sebuah inovasi baru yang dapat menjadi pemecah jutaan masalah yang dihadapi bangsa ini.

Mencoba mengandai-andai kehidupan di kampus jikalau mulai dari mahasiswa baru sampai dengan mahasiswa tingkat akhir memiliki paradigma yang tidak ada bedanya dengan di tingkat SMA/SMK sederajat yaitu mengharapkan nilai yang bagus atau cumlaude maka mereka harus dituntut komitmen dengan semangat belajar tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Menjalani perkuliahan yang sangat monoton berangkat dari kos atau rumah kemudian mengikuti perkuliahan, setelah itu pulang.

Monoton dan Membosankan

Jika kamu benar sedang berada di siklus tersebut apakah tidak merasa bosan dengan hal yang begitu-begitu saja ? Saya contohkan lagi, ketika selesai perkuliahan dilanjutkan dengan mengerjakan tugas, ketika tugas selesai maka kebanyakan orang-orang bergelut dengan skrol-skrol media sosial untuk mengobati bosannya, mungkin bisa dengan bermain game atau hal-hal lain yang dianggap disukai dan menyenangkan.

Setiap semester kita dihantui oleh pembayaran Uang Kuliah Tunggal atau UKT yang merupakan kewajiban setiap mahasiswa. Jika dihitung pembayaran tersebut bukanlah jumlah yang sedikit. Ketika siklus monoton tersebut di atas masih saja dijalankan, lantas apa bedanya dengan kita seperti menonton suatu konser ? di mana sebelum menikmati konser kita harus membayar, lalu ketika melihat konser sudah selesai kita pulang ? tentu kita tidak boleh sedangkal itu dalam memaknai kehidupan kampus.

Kiblat Kampus Yang Mulai Melenceng

Kampus sekarang adalah pasar yang paling mahal. Jika paradigma kamu dalam memaknai kehidupan kampus masih seperti di atas, mari saya ajak untuk mencocokkan tulisan ini dengan realitas yang sedang kamu hadapi. Ketika kita merenungi dan mencoba menggali ingatan kembali mulai dari semester awal hingga saat ini apakah yang kamu dapat dari perkuliahan yang monoton itu ? Bagaimana dengan riuh diskusi suasana kelasmu ketika presentasi ?

Jualan kampus yang paling mahal adalah mahasiswanya yang juara. Analogi sederhananya adalah  orang tua berangkat membiayai perkuliahan anaknya untuk dipasarkan sesuai pilihan yang ada. Kampus favorit tentu memiliki fasilitas yang mewah, tentu produk-produk pendidikan terbaik pasti ada, dan juga dengan biaya yang mahal. Tentu dengan biaya yang mahal orang tua pun tidak ingin rugi karena dengan jaminan dari kampus tersebut yang akan memberikan pekerjaan dengan bayaran yang tentunya akan membalikkan modal bahkan untuk berkali-kali lipat.

Kiblat pendidikan mengarah seperti biro jasa. Mengapa ? mulai dari biaya pembayaran perkuliahan akan menentukan fasiltas, kuantitas dan kualitas pelayanan, kualitas lulusan dari suatu kampus juga menjadi acuan dapat diterima di suatu instansi tertentu, hal-hal ini sudah cukup bisa dikatakan bahwa pendidikan merupakan komoditas perdagangan. Sistem pendidikan yang demikian, terdapat kontrak perjanjian di awal seperti penyedia dan pengguna jasa. Dan setiap pembayaran akan mendapatkan fasilitas, seperti dosen, pekerja urusan administasi, dan sarana prasarana lainnya yang tidak beda jauh dengan sebuah industri.

Selayaknya pendidikan juga memperhatikan nilai-nilai pendidikan seperti mewujudkan mahasiswa yang berakhlak mulia, sistem pendidikan nasional yang adil untuk semuanya, kreatif, mandiri, demokratis dan akademis yang cerdas. Diatur dalam Pasal 31 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang  

Makna Akademisi Dalam IMM Yang Menggembirakan

Pemaknaan akademisi di dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ada 2 (dua) yaitu pertama, lahir pertama meluruskan kiblat kampus agar lurus menjadi akademia lagi bukan seperti mall atau penjara. Kedua, Kampus adalah pasar paling mahal, menjual atau jualan termahal kampus adalah mahasiswanya yang juara.

Seperti yang sudah dipaparkan di atas sebelumnya, tujuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengusahakan terwujudnya akademisi islam yang berakhlak mulia, membentuk akademia yang sesungguhnya sehingga wadah IMM menjadi wadah penggodokan yang dewasa dan kritis, tetapi tidak boleh merasa paling benar atau saling menyalahkan.

Di IMM sendiri terdapat Trikompetensi Dasar yaitu Religiusitas, humanitas dan intelektualitas yang seirama dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sekaligus setujuan dengan amanat pembukaan Undang-undang Dasar 1945 di dalam alinea-IV “…..mencerdaskan kehidupan bangsa…” Solusi yang tepat terutama mereka yang tergabung di dalam IMM, sebuah bentuk inklusifitas dan merupakan wajah toleransi Muhammadiyah ketika yang akan bergabung menjadi Kader IMM tentu tidak dibeda-bedakan dari latar belakang orang tersebut, tidak ada diskriminasi kepada mahasiswa yang memiliki latar belakang berbeda (Tidak harus dari keluarga muhammadiyah).

Kegiatan IMM adalah kegiatan yang menggembirakan sehingga sudah seharusnya kader-kader IMM memiliki tugas untuk meluruskan kiblat kampus menjadi akademia value. Buya Syafi’I pernah berpesan kepada IMM bahwa “Saya berharap anak-anak muda IMM ini harus punya intelektual kelas satu. Harus rakus membaca. Pemikir itu jumlahnya tidak besar, tapi perlu. Kuasai bahasa asing: Arab, Inggris, Jepang. Itu bisa. Anda bisa. Saya sudah terlambat.  Agus Salim menguasai 9 bahasa asing. Tan Malaka juga seperti itu,” Memulai berkegiatan di IMM seperti kerja-kerja organisasi, melakukan kajian penelitian dan diskusi lintas keilmuan, pengabdian kepada masyarakat, hal-hal religiusitas, seni budaya dan olahraga, penyelenggaraan kepanitiaan kota hingga nasional, hubungan relasi yang luas dan masih banyak lainnya, tentu pengalaman ini sangat dibutuhkan demi sumber daya manusia yang unggul.

Ketakutan akan nilai kurang dalam perkuliahan, tidak bisa membagi waktu, dan berbagai hal-hal klise lain mulai sekarang sudah sepantasnya paradigma tersebut dibuang jauh. Kehidupan Kampus bukan hanya dari gedung-gedung kampus itu saja, makna ini harus kita gali lebih luas lagi untuk menemuka apa hakikat dari kehidupan kampus sebenarnya. Bermahasiswa S1 hanya beberapa tahun, setelah itu akan kembali lagi ke masyarakat. Maka sebelum kembali lagi ke masyarakat kapasitas selama mahasiswa harus diasah, melanjutkan ke pendidikan tinggi adalah untuk mencari ilmu bukanlah untuk mencari kepastian pekerjaan yang diinginkan, karena pekerjaan yang diinginkan itu nasib.

Untuk mengubah nasib dan masa depan bangsa harus mulai dirancang sejak dini. Tidak bisa ketika cara belajar kita yang hanya mengacu terhadap text book. Di masyarakat tentu seseorang lulusan perguruan tinggi siap berkolaborasi lintas disiplin keilmuan dan akan menemukan permasalahan yang kompleks sehingga penyelesaian masalah secara komprehensif yang harus dilakukan. Pengalaman-pengalaman bermanfaat selama bermahasiswa wajib diperkaya sebanyak-banyaknya.

 

IMM Jaya!

Abadi Perjuangan

 

Penulis: Wahyu Jatmiko AjiKetua Umum PC IMM Ahmad Dahlan Surakarta 2023/2024


Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!