Kamis (22/2)Terjadi aksi unjuk rasa para warga Sukoharjo setempat di Gedung Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, aksi ini dilakukan dengan Demonstrasi secara tertib dan damai. Aksi ini dipicu karena efek limbah PT Rayon Utama Makmur atau yang dikenal akrab dengan PT RUM mengalir di sekitar sungai-sungai perkampungan warga yang memberikan efek gatal-gatal, dan membuat mati lingkungan alam baik biotik maupun abiotik, serta dari efek bau yang ditimbulkan oleh limbah pabrik ini yang bersifat gas.Warga menuntut untuk menonaktifkan permanen Industri ini karena dampak yang diterima warga sungguh merugikan, dengan melakukan aksi dan upaya-upaya legitimasi hak rakyat kepada bapak Bupati Sukoharjo (Wardoyo Wijaya) dan suara miring terhadap Presiden Direktur (Pramono)
Berdasarkan interview kecil terhadap pekerja pabrik dan pedagang sekitar, saya selaku mahasiswa mendapat info sebenarnya hal ini terjadi hanya karena kebocoran aliran limbah, yang seharusnya pemasangan pipa salur aliran limbah itu diutamakan terlebih dahulu sebelum produksi aktif.Menurutnya Pabrik ini tetap tidak akan mungkin ditutup karena orang dibalik ini adalah oranf yang memiliki kekuatan financial, juga sifat kapitalis itu tidak akan pernah mau rugi "Ujar salah satu Orator."
Karena sifat limbah pabrik yang menghasilkan kapas atau serat rayon kapas seperti sifat pabrik PT. Sritex yang tetap akan berjalan setelah reparasi saluran limbah tapi akan di buang ke aliran sungai kebanggan warga solo yaitu Sungai Bengawan Solo.Begitulah Industri-Industri kapitalis dalam memainkan peranan Ekonomi disekitar rakyat kecil.
Warga melakukan aksi di pemkab menuntut kepada pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk menutup PT. RUM, jika pabrik tersebut tidak mampu menanggulangi polusi yang ditimbulkan.
Aksi ini merupakan yang kesekian kalinya warga berorasi di depan pemkab Sukoharjo. Namun, tuntutan warga pada aksi sebelumnya tidak dihiraukan oleh PT RUM. Sebelumnya sudah ada perjanjian antara warga, direktur PT RUM dan Bupati Sukoharjo untuk menutup pabrik tersebut, hingga mampu mengolah limbah nya, sehingga tidak mencemari lingkungan warga sekitar. Ternyata PT RUM masih beroperasi, sehingga warga melakukan aksi kembali.
Oleh : IMMawan Imam Al Hakim
Cendana
Cendekiawan Ahmad Dahlan