Semakin tingginya angka penyebaran virus Covid-19 di Indonesia, membuat masyarakat semakin gelisah. Masyarakat berfikir untuk menyelamatkan dirinya sendiri tanpa memikirkan keadaan orang lain di luar sana. Apalagi dengan kebijakan pemerintah yang cenderung tidak serius menangani wabah pandemik asal China ini, dan justru mementingkan pembangunan Ibukota yang baru. Bahkan wakil rakyat di gedung hijau Senayan kembali membahas pengesahan Omnibus Law yang sebelumnya jelas-jelas ditolak oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Lahir dari keresahan tersebut, Bidang SPM PK. IMM AR Fachruddin mengadakan Diskusi Online bertajuk “Adakah jiwa kemanusiaan di tengah virus Covid-19?”. Diskusi yang berlangsung Via-Whatsapp ini dilaksanakan pada Jum’at tanggal 3 April 2020 pukul 20.00-22.00 WIB dengan diikuti kurang lebih 80 (delapan puluh) peserta dan dibuka untuk umum. Pemateri dalam diskusi yang menarik ini ialah IMMawan Zaini Fajar Sidiq, S.H. yang juga berkecimpung sebagai anggota Lazismu Sragen.
Diawali dengan pembagian materi berupa powerpoint, IMMawan Zaini Fajar mengungkapkan bahwa kejadian Pandemik Corona ini begitu berpengaruh terhadap kestabilan dunia, baik ekonomi maupun sosial. Lebih jauh ia menuturkan “Disaat seperti ini tidak banyak orang yang mempunyai sifat humanis, tetapi untuk orang yang sudah terbiasa membantu dan peduli terhadap lingkungan sekitar, Ia akan berfikir bahwa semua yang dimiliki harus dapat membantu masyarakat yang membutuhkan, baik harta, tenaga dan juga pikirannya” Terang IMMawan Zaini Fajar yang juga pernah menjabat sebagai Kabid SPM PC. IMM Ahmad Dahlan Kota Surakarta periode 2018/2019.
Disaat itu juga Pemerintah melalui Kepala BNPB mengatakan bahwa Indonesia mengalami status darurat Covid-19 selama 91 hari terhitung sejak 29 Februari 2020 yang lalu. Maka dari itu, pemerintah menghimbau kepada masyarakat luas untuk mengurangi kegiatan yang berpotensi berkumpulnya banyak orang pada saat bersamaan untuk menekan penyebaran Virus Covid-19 ini. Dengan hal tersebut, berdampak ke beberapa sektor tak terkecuali ekonomi. Apalagi untuk masyarakat golongan menengah kebawah dan pelaku UMKM. Mereka yang bergaji sedang tentu khawatir akan nasib mereka kedepan, apakah masih bisa makan atau tidak.
Namun disaat seperti ini, justru masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan untuk meraup keuntungan ditengah penderitaan orang banyak. Masih banyak dari kita (manusia) yang hanya memikirkan isi perutnya dibanding isi hati yaitu rasa kemanusiaan dan sifat ta’awun. Hal ini tidak berlaku bagi LazisMu sebagai AUM Muhammadiyah yang sudah menyalurkan 6.1 Miliar hartanya untuk dana kemanusiaan di tengah wabah ini.
IMMawan Zaini Fajar juga menegaskan bahwasanya pemerintah belum mengambil sikap yang tegas terhadap cara penanganan virus ini. Ia beranggapan kalau pemerintah Indonesia tegas dan berani, maka seharusnya pemerintah berani mengambil kebijakan lockdown, dan untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2016 menjadi tanggymungjawab negara. Tapi lebih dari itu, IMMawan Zaini Fajar kembali menekankan bahwasanya kita sebagai manusia harus dan wajib mempunyai sikap saling tolong menolong antar sesama manusia. Bagaimanapun Virus ini adalah musuh bersama umat manusia.
Pernyataan ini pun di setujui oleh salah satu partisipan diskusi yang mengatakan bahwa untuk menghadapi wabah virus ini baik sesama masyarakat maupun masyarakat dan pemerintah harus bersinergi. Diskusi malam ini pun ditutup dengan pernyataan pemateri sabegai berikut :
Lahir dari keresahan tersebut, Bidang SPM PK. IMM AR Fachruddin mengadakan Diskusi Online bertajuk “Adakah jiwa kemanusiaan di tengah virus Covid-19?”. Diskusi yang berlangsung Via-Whatsapp ini dilaksanakan pada Jum’at tanggal 3 April 2020 pukul 20.00-22.00 WIB dengan diikuti kurang lebih 80 (delapan puluh) peserta dan dibuka untuk umum. Pemateri dalam diskusi yang menarik ini ialah IMMawan Zaini Fajar Sidiq, S.H. yang juga berkecimpung sebagai anggota Lazismu Sragen.
Diawali dengan pembagian materi berupa powerpoint, IMMawan Zaini Fajar mengungkapkan bahwa kejadian Pandemik Corona ini begitu berpengaruh terhadap kestabilan dunia, baik ekonomi maupun sosial. Lebih jauh ia menuturkan “Disaat seperti ini tidak banyak orang yang mempunyai sifat humanis, tetapi untuk orang yang sudah terbiasa membantu dan peduli terhadap lingkungan sekitar, Ia akan berfikir bahwa semua yang dimiliki harus dapat membantu masyarakat yang membutuhkan, baik harta, tenaga dan juga pikirannya” Terang IMMawan Zaini Fajar yang juga pernah menjabat sebagai Kabid SPM PC. IMM Ahmad Dahlan Kota Surakarta periode 2018/2019.
Disaat itu juga Pemerintah melalui Kepala BNPB mengatakan bahwa Indonesia mengalami status darurat Covid-19 selama 91 hari terhitung sejak 29 Februari 2020 yang lalu. Maka dari itu, pemerintah menghimbau kepada masyarakat luas untuk mengurangi kegiatan yang berpotensi berkumpulnya banyak orang pada saat bersamaan untuk menekan penyebaran Virus Covid-19 ini. Dengan hal tersebut, berdampak ke beberapa sektor tak terkecuali ekonomi. Apalagi untuk masyarakat golongan menengah kebawah dan pelaku UMKM. Mereka yang bergaji sedang tentu khawatir akan nasib mereka kedepan, apakah masih bisa makan atau tidak.
Namun disaat seperti ini, justru masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan untuk meraup keuntungan ditengah penderitaan orang banyak. Masih banyak dari kita (manusia) yang hanya memikirkan isi perutnya dibanding isi hati yaitu rasa kemanusiaan dan sifat ta’awun. Hal ini tidak berlaku bagi LazisMu sebagai AUM Muhammadiyah yang sudah menyalurkan 6.1 Miliar hartanya untuk dana kemanusiaan di tengah wabah ini.
IMMawan Zaini Fajar juga menegaskan bahwasanya pemerintah belum mengambil sikap yang tegas terhadap cara penanganan virus ini. Ia beranggapan kalau pemerintah Indonesia tegas dan berani, maka seharusnya pemerintah berani mengambil kebijakan lockdown, dan untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2016 menjadi tanggymungjawab negara. Tapi lebih dari itu, IMMawan Zaini Fajar kembali menekankan bahwasanya kita sebagai manusia harus dan wajib mempunyai sikap saling tolong menolong antar sesama manusia. Bagaimanapun Virus ini adalah musuh bersama umat manusia.
Pernyataan ini pun di setujui oleh salah satu partisipan diskusi yang mengatakan bahwa untuk menghadapi wabah virus ini baik sesama masyarakat maupun masyarakat dan pemerintah harus bersinergi. Diskusi malam ini pun ditutup dengan pernyataan pemateri sabegai berikut :
“Beberapa orang memilih untuk berdiam mencari aman,
Kalau mereka tau pahala untuk orang yang membantu mereka pasti akan berebutan untuk membantunya,
Hingga yang ia punya hanyalah jiwanya”
~IMMawan Zaini Fajar Sidiq, S.H.
Tim Cendana Pers
Redaktur : Alfian Yulatama
Editor : Bekti Rusma Wardhani