Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.
Postingan

Diskusi Online PK IMM Prof. Hamka: PANDEMI COVID-19 DALAM MASYARAKAT SERTA MAHASISWA

Corona Virus Disease 2019 atau biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia, bukan hanya pada manusia saja ternyata COVID-19 juga dapat menular pada hewan. Gejala untuk mengenal bahwa itu sakit COVID-19 atau bukan, ditandai dengan adanya demam, batuk pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, nyeri tulang, letih dan lesu. Kenapa virus ini dinamakan COVID-19 ? Karena virus ini ditemukan pada bulan desember akhir tahun 2019, negara yang pertama kali terkena virus ini adalah negara Cina, khususnya di kota Wuhan. Adapun cara penularan COVID-19 ini yaitu dengan cairan yang dikeluarkan dari batuk, cairan pilek, dan jabat tangan juga bisa menyebabkan penularan, dikarenakan banyak bakteri yang berada pada telapak tangan maka dari itu jabat tangan diidentifikasikan sebagai penularan COVID-19. Cara pencegahan Virus ini bisa dengan cuci tangan dengan benar, gunakan masker jika batuk dan pilek, makan makanan yang bergizi contohnya seperti buah, sayur, minum air putih yang banyak, jangan mengkonsumsi daging yang belum dimasak, rajin olahraga dan istirahat yang cukup. 

Lantas apa yang bisa kita lakukan dengan adanya COVID-19 ini ? kita bisa memaksimalkan belajar dirumah, mengerjakan tugas-tugas dari kampus dengan segera, membaca buku, mengikuti kajian serta diskusi online, meningkatkan ibadah, berbakti kepada orang tua, atau mengerjakan aktifitas amar ma’ruf nahi munkar lainnya. Selain itu dengan adanya wabah ini dirasa sangat merugikan dan menimbulkan beberapa kepanikan bagi masyarakat. Sebagai mahasiswa sudah sepantasnya kita membantu meminimalisir dampak tersebut. Mahasiswa adalah tombak serta pusat kaum pelajar baik dari siswa sampai mahasiswa, Mahasiswa sebagai kaum Intelektual yang ditugaskan untuk selalu mengayomi masyarakat serta membela kebenaran. Apa yang sepantasnya dilakukan mahasiswa, semata-mata untuk kebenaran dan masyarakat. Jadi seorang mahasiswa memang sepatutnya harus memiliki prinsip dan berpegang teguh untuk membela yang benar. Apalagi ditengah virus yang sedang mengguncang dunia ini. Banyak masyarakat yang panik serta tak sedikit dari mereka yang mengucilkan seseorang oleh sebab  positif COVID-19. Seperti yang sedang terjadi pada akhir-akhir ini banyak beredar video tentang penolakan jenazah yang terkena COVID-19 yang akan di makamkan. Masyarakat menolak hal tersebut disebabkan karena kepanikan warga apabila virus tersebut dapat menular. Warga yang seperti itu dikarenakan kurangnya info pemutusan rantai virus COVID-19 ini. Nah, inilah waktunya mahasiswa berperqn untuk memberikan pengertian kepada masyarakat agar hal tersebut tidak terulang kembali. 

Bagaimana cara menangani desa atau masyarakat yang belum berkemajuan, sehingga mereka kurang informasi terhadap virus COVID-19 ? Cara yang paling dasar yaitu melalui penyuluhan dari Dinas Kesehatan setempat, setiap kabupaten pasti ada Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang kurang berkemajuan tersebut dengan memberikan informasi secara hati-hati serta informasi yang tepat. Kenapa harus hati-hati ? Hal tersebut untuk meminimalisir kepanikan yang akan terjadi ditengah masyarakat. Setiap kecamatan pasti juga ada puskesmas, dari puskesmas mungkin bisa diadakan kunjungan rutin setiap minggu atau berapa hari sekali datang untuk pengecekan kesehatan warga setempat. Peran mahasiswa juga berfungsi di daerah tersebut karena mereka yang kurang berkemajuan akan paham apabila ada seseorang yang memberikan informasi terbaru yang saat ini sedang terjadi. Selain itu bagi mahasiswa yang mungkin mengambil jurusan Psikologi atau BKI (Konselor) dapat memberikan penyuluhan untuk relaksasi masyarakat agar tingkat kecemasan yang sedang terjadi dapat berkurang. 

Selain masyarakat yang belum berkemajuan, video penolakan jenazah yang postif COVID-19, terdapat juga kasus yang sedang gencar di Negara kita ini. Kasus tersebut adalah pengeluaran atau pembebasan para narapidana. Narapidana bebas tanpa syarat dikarenakan untuk mengurangi kerumunan yang sedang terjadi agar tidak adanya narapidana yang terkena COVID-19. Hal tersebut memang belum terlaksana, akan tetapi apakah itu akan menguntungkan masyarakat atau merugikan masyarakat ? ya, kita semua pasti tahu jawabannya, para koruptor akan dibebaskan tanpa syarat dan hal tersebut akan merugikan masyarakat, para pencuri akan bebas dan pencurian akan merajalela. Kita bisa membayangkan bersama apa yang akan terjadi kedepannya apabila pemerintah tidak ambil keputusan yang tepat maka krisis moneter juga akan terulang kembali. 

Sebagai hamba Allah maka kuatkan iman dengan meningkatkan ibadah kita, jangan samapai goyah dan teruslah berikhtiar sebab Allah akan mendengarkan orang-orang yang beribadah dan menunduk kepadanya, karena Allah maha pengasih maha penyanyang. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan untuk kita semua. Semoga wabah COVID-19 ini segera berakhir dan kita dipertemukan dengan bulan ramadhan, bulan suci dengan penuh rahmat. Pesan saya untuk teman-teman stay at home, do not underestimate this virus ! semoga kita semua berada dalam lindungan-Nya. 



Tim Cendana Pers
Redaksi : Larasati Galuh
Editor : Dzuhrida 

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!