Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.
Postingan

MANIFESTO GERAKAN INTELEKTUAL PROFETIK



Dalam fitrah manusia yang dilahirkan sebagai makhluk sosial merupakan hal yang perlu dicermati dan ditelaah lebih luas. Perkembangan ilmu pengetahuan
yang menyebabkan banyak pemikir pemikir menemukan berbagai cabang ilmu
yang dikorelasikan dengan kehidupan yang sedang berlangsung. Menganut dari
beberpa paham yang telah ada seperti dari Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl
Marx. Dinamika sosial yang begitu cepat berubah-ubah menjadikan setiap manusia harus memiliki satu integritas dan kepiawaian dalam merumuskan suatu
alat untuk gerakan.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan gerakan yang terdiri dari
kaum intelektual-intelektual. Manifesto Gerakan Intelektual Profetik, merupakan
sebuah gerakan yang harus kita cermati kata per kata terlebih dahulu. Yang harus
diperhatikan terlebih dahulu adalah pertama, persoalan yang berkaitan dengan
pemaknaaan kata dan istilah profetis yang sering kali dipandang seolah selalu
identik dan paralel dengan kata dan istilah nabi atau kenabian. Kedua, persoalan
pemaknaan gerakan Muhammadiyah yang lahir tahun 9191 dalam kandungan
gagasan besar mujtahid Kiai Ahamad Dahlan.

Manifesto sebuah kata yang cukup gagah bagi siapa yang menyebutkannya pun akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda jika tidak mengerti maksudnya. Manifesto dapat kita artikan sebagai bentuk pencitraan, keratifitas ataupun sebuah ekspresi dari sebuah hal.
Gerakan filantropi yang dimulai oleh Kiai Ahmad Dahlan dengan kedermawanannya melalui “sekularisasi” praktik zakat, infak, sedekah, ibadah sosial seperti fitrah dan
kurban. Gerakan yang berbasis pada bidang sosial ini merupakan hal yang tak
terjamah saat ini. Banyak ladang dalam ranah sosial jika kita mau untuk sedikit
melihat keluar. Konsep yang dilaksanakan oleh Kiai Ahmad Dahlan merupakan
konsep yang sekuler tetapi menyentuh elemen sosial.

Prof. Dr. Kuntowijiyo menyatakan “Tabligh yang sekarang tampak sebagai perbuatan yang biasa, pada waktu itu (tahun 9191) adalah perbuatan luar biasa”. Ini menyebabkan implikasai pada zaman tersebut. Termasuk pada konsep ketuhanan dan sosial kemasyarakatan Gerakan IMM seharusnya lebih bergerak kearah sosial tanpa melepaskan sisi intelektual yang telah terbentuk dan menjadi acap bagi kaum mahasiswa.

Sebagaimana kita ketahui bahwa IMM mempunyai segitiga trilogy yaitu membaca, menulis, dan diskusi. Trilogi ini yang selanjutnya diharapkan tumbuh kader yang humanis, intelektual, dan religius.
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Tuhan”
(Q.S.Ali Imron;991)

Manusia secara bahasa disebut insan yang dalam bahasa Arabnya berasal dari kata nasiya,berarti lupa.Sedangkan dilihat dari kata dasar al-uns berarti jinak.Kata insan dipakai untuk menyebut manusia ,karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak. Banyak perspektif tentang definisi manusia salah satunya menurut pemikiran Karl Marx yaitu tentang perbedaan antara manusia dengan binatang berdasarkan kebutuhannya. Binatang berproduksi berdasar apa yang dibutuhkan secara langsung bagi diri dan keturunannya, sedangkan manusia berproduksi secara universal bebas dari kebutuhan fisik dan juga manusia terbuka pada nilai�nilai estetik, dan hakikat perbedaan manusia dengan binatang adalah menunjukan
hakikat bebas dan universal.

Arti manusia dalam pandangan ikatan adalah manusia berkesadaran kenabian yang berupaya melakukan transformasi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing kader.Manusia ini mengaktualkan potensi yang ada agar berubah menjadi eksistensi.Sehingga terlaksana kedudukan manusia sebagai
khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dalam rangka meningkatkan ibadah
pada Tuhan. Pengatulan ini menjadikan manusia berkarakter insan kamil yang
memberikan kebahagiaan dan peringatan terhadap sesama ataupun alam.Manusia dalam memandang kehidupan realitas sosial merupakan cerminan dari kerangka berpikir yang dibangun berdasarkan dialetika diri dengan lingkungannya.

Dialetika tersebut ,melahirkan suatu kebudayaan yang beragam dalam menyikapi alam dan realitas. Kebudayaan ini ,secara sederhana terbagi menjadi dua macam, yaitu manusia sebagai subyek dan obyek dari alam.Banyaknya persoalan yang dihadapi manusia maka lahirlah ikatan dalam mengawal perubahan sosial yang digali dari doktrin dan simbol diri
ikatan. Melihat pentingnya doktrin ikatan, ada beberapa hal yang menjadi gerakan
ikatan dalam melaksanakan tugas kemanusiaan antara lain tujuan ikatan.

Tujuan merupakan gambaran reflektif kolektif dari para pendirinya dalam
menyikapi realitas yang ada pada saat itu dan mimpi realitas ideal dimasa yang
akan datang.Ikatan merupakan suatu Ortom dari organisasi sosial kemasyarakatan Muhammadiyah.Tujuan didirikan Muhammaddiyah sebagai “baldatun thayyibatun warabbun ghafur”. Pengungkapan tujuan Muhammadiyah terlihat dalam tujuan ikatan serta bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh
ikatan. Seperti tercamtumkan tujuan IMM sesuai dengan AD IMM yaitu “Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”. Tujuan serta harapan Muhammadiyah
terhadap ikatan adalah gerakan ilmu amaliah dan amal ilmiah.

Gerakan ikatan dalam bidang ilmu ini yang membedakan ikatan dengan organisasi pergerakan lain serta Ortom yang berada dilingkungan Muhammadiyah. Lalu ada semboyan Ikatan yang berbunyi “Anggun dalam Moral,Unggul dalam Intelektual,Radikal dalam Gerakan”, merupakan doktrin dan spirit bagi kader dalam meneguhkan gerak dan langkahnya di ikatan.Selain itu,ada trilogi ikatan yaitu merupakan lahan juang dan simbol ikatan dalam melakukan transformasi sosial. Munculnya trilogi ikatan ini merupakan pengambilan intisari dari deklarasi Kota Barat yang kita kenal dengan kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan.

Apa yang sesungguhnya ingin diharapkan dari gerakan profetik ini, gerakan profetik ataupun siafat kenabian sangatlah luas sekali jadi kita perlu batasan untuk membatasi hal ini. Kata profetik ini jika dipakai sehari-hari akan menimbulkan persepsi seolah-olah berperilaku nabi. Dalam bidang apa kita harus berperilaku seperti Nabi ? ini memerlukan batasan sehingga Prof. Dr. Kuntowijoyo menggabungkan dua kata ini "Intelektual Profetik‟. Jadi siapa yang memiliki ke-profetik-an tersebut ? sudah jelas intelektual lah yang memiliki
perilaku tersebut. Tentunya dalam bidang intelektual dalam hal ini dapat dikatakan lingkup mahasiswa. Diharapkan gerkan intelektual profetik ini menyentuh elemen akademisi dan intelektual agar berperilaku dan bersikap seperti nabi.

Penekanan yang ingin disampaikan disini adalah sisi hubungan sosial
kemasyarakatan, nilai-nilai sosial. Diharapkan intelektual-intelektual yang
mengaku memiliki jiwa moderat, teknokrat masih melihat lingkungan yang
ada disekitarnya. Lingkup sosial yang telah menjadi lahan kosong bagi kita untuk
berdakwah.

Gerakan keagamaan profetis dapat diartikan dalam dua makna. Makna
pertama, ialah gerakan atau sikap atas kecenderungan pelemahan pemihakan
lembaga keagamaan pada kelas akar rumput atau kelompok yang menderita elite gerakan keagamaan mulai berkolaborasi dengan penguasa. Kedua, ialah basis makna kenabian bagi gerakan kemanusiaan sebagai wujud dari ajaran dan tradisi dari sunah nabi sebagai suara kenabian yang lebih otentik keyika memihak kaum dhuafa sebagai sebuah gerakan kemanusiaan (humanis). Faktanya acap kali gerakan keagaamaan (islam) disatu sisi lebih tertarik melakukan gerakan perlawanan terhadap dominasi bangsa-bangsa maju tetapi disisi lain melupakan nasib kaum tertindas.

Indikator profetis merupakan suatu proses perubahan yang berakarter kenabian yang diilakukan secara menyeluruh (sistemik) dengan melibatkan seluruh komponen (partisipatoris) dan peubahan tidak hanya dalam bentuk materi

melainakan yang terutama adalah kesadaran dan kerangka berfikir terhadap
realitas. Perubahan tersebut dilakukan buklan hanya dalam dataran sendiri atau
individu kader tetapi dilakukan oleh seluruh elemen dari realitas sosial tersebut.

Ikatan beertugas sebagai fasilitator dalam melakukan transformasi yang akan
dilakukan.

IMMawan Nugroho Jati 

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!