Oleh:
Abdul Khofid Firmanda Putra
(Kader IMM Komisariat Prof. Hamka)
Tidak ada yang meragukan bahwa indonesia adalah bangsa yang besar dengan kekayaan yang sangat melimpah didalamnya. Segi sumber daya alam, sumber daya manusia, sejarah, tradisi, adat, dan juga budaya. Indonesia memiliki apa yang tidak dimiliki bangsa lain didunia. Sehongga tidak heran jika banyak bangsa-bangsa lain yang merasa iri kepada indonesia dan mencoba untuk merebut kekayaan budaya kita yang kemudian diakui sebagai budaya mereka.
Dari zaman dahulu kebudayaan dan adat istiadat telah melekat di dalam masyarakat indonesia, kebudayaan tersebut sangat beragam. Sebagai generasi yang hanya menjadi penerus untuk mewarisi juga diharapkan agar menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada dan yang masih ada. Namun di era sekarang ini nilai kebudayaan didalam masyarakat mulai meluntur bahkan ada sebagian yang mulai menghilang karena ditinggalkan. Salah satu penyebabnya ialah era globalisasi yang datang membawa budaya luar dan dikhawatirkan dapat menggeser nilai-nilai kebudayaan yang telah melekat didalam masyarakat indonesia.
Kebudayaan-kebudayaan di daerah sekarang sudah mulai menghilang dari masyarakat, terlebih lagi dari generasi muda saat ini yang hampir semua lebih menyukai kebudayaan asing daripada melestarikan budaya daerahnya sendiri terlebih lagi tentang adat istiadat. Pudarnya nilai-nilai budaya daerah oleh generasi muda yang dahulu dipegang teguh oleh para nenek moyang semakin mengkhawatirkan. Pesatnya zaman yang disertai perkembangan IPTEK dapat menjadi ancaman terhadap kelangsungan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Contoh yang dapat kita lihat adalah dari segi berpakaian. Umumnya, generasi muda saat ini lebih mengutamakan kemewahan daripada nilai kesopanan yang sejak dahulu menjadi kebiasaan masyarakat. Tidak hanya itu, di berbagai sekolah pun sudah banyak yang mulai mengganti ekstrakulikuler yang bernilai budaya menjadi lebih modern. Seperti ekstra musik gamelan yang dulu populer diganti menjadi ekstra musik band, ekstra tari menjadi ekstra dance, dan lain-lain.
Padahal apabila kita menelusuri lebih lanjut, budaya tradisional dan adat istiadat mempunyai corak, ciri khas,dan nilai estetika kehidupan yang terkandung didalamnya dan tidak dimiliki oleh budaya asing. Penyebab dari rendahnya kesadaran generasi muda akan adat istiadat dan kebudayaan tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan tentang adat dan budaya, tidak selektif dalam menyaring kebudayaan dari luar, perkembangan IPTEK, kurangnya rasa cinta tanah air yang menganggap adat dan kebudayaan tradisional adalah hal kuno yang hanya dilakukan oleh masyarakat terdahulu saja.
Hampir semua generasi muda saat ini lebih menyukai kebudayaan dari luar yang dibawa oleh perkembangan IPTEK daripada menerapkan budaya asli daerah mereka. Kita merasa lebih percaya diri dan merasa lebih gaul jika meniru budaya yang datang dari luar. Kasus lain adalah masalah tentang pengakuan budaya kita oleh negara-negara lain terlebih lagi oleh negara tetangga.
Tentu kita sebagai warga negara indonesia merasa geram terhadap tindakan yang dilakukan oleh negara tersebut yang dengan seenaknya mengklaim budaya-budaya kita seperti tarian tradisional, lagu daerah, makanan tradisional, dan lain-lain. Ini merupakan tamparan keras bagi kita semua khususnya para generasi muda saat ini. Kita tidak bisa serta menyalahkan negara-negara lain yang telah mengklaim beberapa kebudayaan kita. Tetapi kita sebagai rakyat mengaku cinta tanah air juga harus saling mengintrospeksi diri kita masing-masing.
Berapa banyak dari kita masyarakat indonesia sendiri yang sadar dan peduli pada budaya asli indonesia sebelum kejadian seperti ini?. hanya segelintir orang yang benar-benar sadar dan peduli tentang kebudayaan asli indonesia. Kita ambil contoh kehidupan di daerah perkotaan, di daerah perkotaan kebanyakan masyarakatnya lebih condong menerapkan gaya hidup layaknya orang-orang barat dan meninggalkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di daerah tersebut. Bahkan kebudayaan masyarakat mulai tersisihkan dari tempat lahirnya. Seperti kebudayaan betawi yang mulai terpinggirkan, kebudayaan jawa yang mulai terganti oleh budaya eropa. Semua itu tidak terlepas dari kita sendiri apakah ada keinginan untuk melestarikan budaya yang ada di daerah kita atau memilih untuh mengikuti tren yang ada dan berkembang saat ini.
Masalah terbesar yang menjadikan kebudayaan tradisional kurang populer adalah kurangnya sumber daya yang dapat membantu untuk mengenalkan dan mempopulerkan kebudayaan tradisional itu sendiri. Dan bisa kita lihat sekarang, generasi mudah banyak yang acuh terhadap budayanya sendiri. Padahal generasi muda lah yang menjadi garda terdepan dalam kelangsungan suatu negara. Baik itu dalam hal pendidikan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air berperan penting dalam menjaga kelestarian kebudayaan dan adat istiadat yang ada di daerah-daerah seluruh indonesia. Karena tanpa adanya rasa cinta tanah air generasi muda saat ini seakan acuh dan tak mau tahu. Menumbuhkan rasa memiliki juga berperan penting dalam menjaga kelestarian budaya, dengan adanya rasa memiliki mereka merasa mempunyai tanggung jawab akan budaya.
Mengenalkan sejak dini, dengan mengenalkan sejak dini anak-anak dapat belajar sedari awal dan sadar akan budaya disekitarnya. Jangan hanya mengharapkan orang-orang yang hidup di daerah yang masih menjaga adat dan budaya untuk melestarikan kebudayaan daerah, tetapi kita pun harus ikut andil dalam menjaga budaya kita agar tidak ada kebudayaan daerah yang luntur apalagi sampai terjadi lagi diklaimnya kebudayaan negara kita oleh negara lain terutama negara tetangga.
Pedulilah terhadap kebudayaan daerah di negara kita, budaya indonesia. Kita harus bangga akan budaya indonesia yang beragam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Sekarang nasib bangsa indonesia ada di tangan kita para generasi muda. Berilah yang terbaik untuk negara kita.”bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”.