Sumber Gambar: Fabasyir.com
Tanggal 2 Mei merupakan Hari Pendidikan Nasional, yang juga merupakan jati diri dari bangsa Indonesia dan merupakan ruh atau gambaran dari bangsa kita sendiri dimana bangsa yang besar adalah bangsa yang peduli dengan pendidikannya. Berbicara mengenai Hari Pendidikan Nasional, pasti kita akan mengenal Bapak Pendidikan Nasional kita, yaitu Ki Hajar Dewantara. Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ki Hajar Dewantara, tokoh yang sangat berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Beliau merupakan sosok yang sangat berpengaruh yang memajukan pendidikan kaum pribumi Indonesia di era kolonialisme.
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pencetus dari tiga semboyan pendidikan. Semboyan ini sudah sangat familiar di kalangan pendidikan, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Banyak anak didik pada zaman sekarang itu hanya sekedar hafal dari semboyan tersebut tanpa tahu arti dan makna dari semboyan tersebut.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sumbangan dan perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan bangsa adalah dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. Beliau lah yang melahirkan sistem pendidikan nasional bagi kaum pribumi dengan nama Taman Siswa. Taman Siswa ini berdiri pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta.
Melalui Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara berhasil menyatupadukan pendidikan bergaya Eropa dengan pendidikan yang kental dengan tradisi Jawa. Ki Hajar Dewantara memberikan kesempatan bagi para pribumi menempuh pendidikan seperti yang didapatkan oleh kaum priyayi atau orang-orang Belanda. Ki Hajar Dewantara menanamkan rasa kebangsaan pada anak didiknya, dan beliau juga menumbuhkan kesadaran akan hak-hak mereka yang harus diterima ketika menempuh pendidikan.
Metode dalam pendidikan Taman Siswa ini adalah dengan menggabungkan perspektif barat dengan budaya nasional, tetapi Taman Siswa tidak mengajarkan kurikulum pemerintah Hindia Belanda. Konsep pendidikan Taman Siswa memiliki dasar sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan yang kekeluargaan. Dalam konsep ini setiap guru atau pendidik akan mengabdikan seluruh waktunya di hari-harinya hanya untuk mengajar kepada murid-muridnya, layaknya seperti orang tua kepada anaknya.
Dunia pendidikan tidak hanya ditempuh secara formal saja, banyak juga orang yang mengenyam dunia pendidikan secara tidak formal, seperti pondok pesantren, Madin, dll. Jadikan setiap tempat itu adalah sekolah dan jadikan setiap orang itu adalah guru. Oleh karena itu, bertepatan pada Hari Pendidikan Nasional kali ini marilah kita senantiasa mengembangkan pendidikan di sekitar kita, menebar ilmu yang bermanfaat bagi sesama, dan belajar apapun dimana dan atau kapan saja.
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh: IMMawati Alifa Ahsan Firmansyah (PK IMM Kasmansingodimedjo)