Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Ber-IMM Sesederhana Teko Teh dan Gelas Sekitarnya

IMM Menggembirakan, Ber-IMM Sesederhana Teko Teh dan Gelas Sekitarnya, PC IMM Ahmad Dahlan Surakarta berkhidmat dan berdaulat

 Ber-IMM Sesederhana "Teko Teh dan Gelas Sekitarnya"

 

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah menginjakkan usia 59 tahun, di mana dalam milad ke 59 tahun ini mengusung tema “Bergerak Bersama Membangun Peradaban”. Menyadari bahwa seluruh ummat manusia sedang berusaha memulihkan diri pasca pandemi covid-19. Gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mencerminkan generasi muda di usianya yang sudah 59 tahun bergerak nyata sebagai kekompakan gerakan, bisa melewati bermacam tantangan, membangun peradaban yang lebih baik lagi.

Di setiap tahun, bulan bahkan hari, ikatan mahasiswa Muhammadiyah di setiap tingkat cabang dan komisariat selalu didatangi oleh mereka calon kader. Dengan berbagai macam latarbelakang, ketika calon kader sudah mulai menghubungi dan bahkan datang sampai sekretariat ikatan mahasiswa Muhammadiyah itu menandakan niat diri untuk menjadi kader ikatan.

Meluruskan Niat Berorganisasi di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Mari mencoba mengingat-ingat kembali sudah berapa tahun diri kita menjadi kader Ikatan ? jika sudah menginjak hitungan tahun mari untuk mengingat kembali mengapa dulu memilih ikatan ini sebagai pilihan untuk berproses. Apabila masih menjadi kader baru setidaknya niat lurus menjadi kader wajib dijaga hingga ke depan jangan sampai menjadi samar bahkan melenceng dan dinodai oleh hal-hal yang seharusnya tidak perlu.

Meminjam perumpamaan Prof Ahmad Najib Burhani, beliau mengumpamakan kader itu dibagi menjadi 2 (dua) yakni kader pohon pisang dan kader pohon jati. Maksudnya kader pohon pisang adalah dia tumbuh dan berproses begitu cepat layaknya pohon pisang yang cepat tumbuh dan cepat berbuah tetapi setelah berbuah pohon pisang akan mati. Kader pohon jati, berprosesnya memang lama seperti tumbuhnya pohon jati yang memerlukan waktu lama tetapi ketika sudah bisa untuk ditebang untuk hasil yaitu kayu jati, maka proses ini hasilnya tidak akan mengecewakan.

Perumpamaan di atas adalah hal yang selalu saya ingat ketika ber-IMM sekaligus menjadi semangat yang tetap saya bawa. Perumpamaan tersebut juga mengingatkan kepada kader-kader ikatan mahasiswa muhammadiyah bahwa proses yang cepat dan lama bukan menjadi tolak ukur, yang perlu dijadikan dasar berpikir adalah siapapun yang berproses dia akan menuai hasil.

Kelak-Kelok di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Mengapa saya menyebutnya kelak-kelok ? tentu selama ber-IMM ke depan kita tidak mungkin berproses selalu berjalan lurus hingga menggapai tujuan akan terdapat bermacam-macam tantangan.

Ikatan mahasiswa muhammadiyah adalah laboratorium sedangkan yang melakukan riset adalah kader-kadernya sendiri. Sehingga banyak yang bisa dilakukan di Ikatan ini, mulai dari membangun gagasan hingga gerakan nyata. Keagamaan, kemanusiaan dan kemahasiswaan sebagai trilogi ikatan mahasiswa muhammadiyah sekaligus menjadi cerminan dalam pergerakan transformasi gerakan nyata Ikatan.

Mengenal tipologi kader Ikatan, terdapat kader yang menganggap ikatan ini seperti Suzuran berlagak jagoan, paling ganteng dan paling cantik, stop ikatan ini bukan suzuran. Ada juga kader yang dulu niat pertama ber-IMM adalah mencari kawan, tetapi sudah masuk malah engga akur. Ada lagi kader yang lugu dan polos, biasanya kader seperti ini awalnya malu-malu kucing tapi kalau sudah kenal tingkahnya malah bikin pusing. Ada kader unik yang ber-IMM tidak mau banyak mikir tapi gas gerakan nyata terus. Banyak tipologi kader yang di luar ekspetasi kita, tetapi hal ini yang akan mewarnai ber-IMM ke depan nantinya.

Mindset yang salah ketika berorganisasi bahasa trend nya “selalu dapat effort”. Tentu dalam ber-IMM akan selalu mendapatkan effort yang sedang kamu cari asalkan benar dalam memaknai proses. Tetapi ketika hal tersebut sudah menjadi mindset, pada saat akan ada acara yang menghabiskan waktu, menggerus uang jajan untuk ber-IMM, menghabiskan tenaga, setelah itu berkata “ini udah engga effort lagi”.

Paradigma yang dibangun dalam ber-IMM konsep laboratorium. Ketika akan belajar, riset, mencapai suatu tujuan tentu diri kita wajib untuk melakukan kontribusi dan memberi. Konsep memberi dan kontribusi berorganisasi ada 3 (tiga) macam yakni Uang apabila memiliki uang lebih bisa berkontribusi secara finansial, Pikiran bisa gagasan, ilmu dan sebagainya untuk menjadikan Ikatan lebih maju, dan Tenaga hal ini harus bisa diupayakan ketika uang dan pikiran tidak bisa dikontribusikan setidaknya tenaga wajib diupayakan.

Teko Teh dan Gelas di Sekitarnya

Hal ini hanya perumpamaan sederhana agar kita dalam ber-IMM semakin semangat dan paham akan hakikat apa yang harus dilakukan kader Ikatan.

Pertama wajib kita cintai diri terlebih dahulu atau self-love, yakni harus bisa menerima diri sendiri, puas dengan diri sendiri, dan bangga terhadap diri sendiri. Sebelum melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan banyak orang wajib diri kita memahami self-love yang kadang sering disalah tafsir.

Pernah tidak ketika kita sering sibuk ber-IMM merasa selalu ingin membahagiakan, mencintai, menyayangi orang lain ? saya yakin pernah. Tetapi cinta dan kasih sayang tersebut juga perlu untuk diberikan kepada diri sendiri, cinta dan kasih sayang diibaratkan makanan yang bergizi kita juga membutuhkan. Sedikit yang akan saya bahas adalah tentang kesalahan mindset self-love yang malah mendekati egoisme.

Hakikatnya hasil dari self-love adalah mencintai orang lain. Gagasan dari Thich Nhat Hanh “Mencintai diri sendiri adalah fondasi untuk mencintai orang lain”, terdapat juga hadirs Riwayat Bukhari-Muslim “La layukminun ahadukum hatta yuhibba li akhihii maa yuhibbu linafsihi” artinya Tidak beriman seseorang sampai mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri. Berbeda dengan salah penafsiran self-love malah mengarah kepada egoisme, yang diawali dengan mementingkan diri sendiri dan diakhiri menuntut orang lain.

Mencintai diri sendiri didasari oleh knowledge, respect, care, responsible. Ketika yang menjadi objek cintanya adalah dirinya sendiri, maka knowledge, respect, care, responsible harus dilakukan kepada diri sendiri. Hal tersebut yang menandaka bahwa kita sedang mencintai diri sendiri untuk ber-IMM Menggembirakan.

Menjadi kader Ikatan bukan lah hal yang mudah, maknanya adalah di dalam belajar yang akan menuai hasil yang hebat diperlukan kerja keras yang lebih. Kerugian dalam ber-IMM yang katanya “engga effort, engga self-love” hal tersebut mungkin karena kamu capek saja, tenang, kalo capek istirahat kamu juga butuh itu sebagian dari mencintai dirimu, jika butuh hiling silahkan tapi setelah itu jangan sampai hilang.

Mengutip quotes yang cocok untuk self-love “If there is no love for yourself, you are like an empty teapot. If it is empty, you have no tea to fill all the cups on the table” artinya Jika kamu tidak punya cinta untuk dirimu sendiri, engkau ibarat teko the yang kosong. Kalau teko itu kosong, tidak ada isinya, maka tidak ada yang bisa dituangkan ke semua gelas dan cangkir yang ada di meja. Ibarat ber-IMM sendiri sebelum melakukan gerakan transformasi sosial jika mindset self-love nya benar, kamu tidak akan merasakan rugi.

Jadi mulai sekarang stop mengatakan ber-IMM “engga effort, engga self-love”. Berkali-kali saya sampaikan bahwa ber-IMM itu menggembirakan, jika tidak, maka ada yang salah dengan caranya ber-IMM.

 

 Oleh :

Wahyu Jatmiko Aji - Ketua Umum PC IMM Ahmad Dahlan Surakarta 2023/2024

 

Posting Komentar

Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!