Halo IMMawan/ti Selamat Datang!. Informasi Kami.

Kota Surakarta Dalam Sejarah Kewartaan Indonesia

Kota surakarta atau yang lebih dikenal sebagai kota solo, merupakan kota yang memiliki segudang kekayaan budaya dan sejarah masa lalu yang terawat dengan apik
Diantaranya adalah Kraton yang menjadi tempat bertahta atau pusat pemerintahan para raja di masa lalu, Pasar sebagai pusat perekonomian, serta Masjid yang menjadi pusat spiritual dan dakwah agama Islam
Selain itu, kota solo juga dikenal sebagai kota pergerakan karena dari kota ini tumbuh subur organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo yang ditokohi dr. Cipto Mangeonkoesomo, dan SI yang ditokohi H. Samanhoedi
Pada abad ke-18 kota solo membawa iklim positif  bagi dunia kewartaan/pers, sejarah mencatat penerbitan media cetak di kota solo secara umum menjadi bagian dari proses sejarah panjang pers di Indonesia
Pers pada awalnya disajikan dalam bentuk sederhana, baik dalam penampilan maupun konteks pemberitaan, namun seiring berjalan waktu menjadikan produk pers seperti surat kabar,majalah, dan koran menjadi kebutuhan
Pers sendiri dipandang sebagai alat penyampaian informasi dari segala peristiwa yang terjadi dan sangat perlu diketahui oleh pemerintah kolonial maupun orang belanda pada umumnya
pers menginformasikan beragam berita, mulai dari ekonomi,sosial,kebudayaan, sejarah, serta pelbagai peristiwa penting yang terjadi
Tirto Adhi Soerjo merupakan bapak pers yang berasal dari dari kota surakarta, beliau adalah pionir dari pers bumiputera melalui surat kabar _Medan Priayi_, pemikiran beliau telah menyadarkan rakyat Indonesia tentang hakikat penjajahan yang sangat merugikan dan berusaha melakukan perlawan atas ketidakadilan bangsa penjajah
_Medan Priayi_ menjadi koran pertama yang dikelola oleh bumiputera dengan menggunakan bahasa melayu sebagai kritik atas penguasa serta menggerakkan agar rakyat bangkit dan menolong dirinya dari belenggu penjajah yang merugikan
_Tirto Adhi Soerjo_ Divonis bersalah oleh Jaksa Agung Hindia Belanda _A Browner_ karena telah menulis pengghinaan kepada Bupati Rembang, kemudian beliau dibuang ke ambon, maluku. Dengan tradisi daya cetak yang menyebar luas dan massif, telah menjadi awal bagi bangkitnya tradisi politik modern serta meruntuhkan cara tradiosional melalui peperangan
Atas jasa-jasanya, _Tirto Adhi Soerjo_ dinyatakan sebagai Perintis Pers Indonesia dan mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra Adipradana oleh Presiden Republik Indonesia
Referensi : Nasruddin Anshoriy, et.al.2014. _Paku Buwono X (Penjaga Tradisi dan Pelopor Modernitas Budaya Jawa)_ .Ilmu Giri. Yogyakarta

Oleh : Soerjolaksono’s

Cendana Pers
Cendekiawan Ahmad Dahlan 

1 komentar

  1. Mantap
Akses seluruh artikel dengan mudah melalui smartphone!