Tak Tinggal Diam, Aliansi IMM Solo Raya Bergerak: Tuntut Represifitas Aparat dan Solidaritas untuk Warga Wadas
Surakarta - Jum’at, 25 Februari 2022, prihatin atas konflik dan tindakan represifitas yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Aliansi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Solo Raya Bergerak menggelar aksi Tuntut Represifitas Aparat dan Solidaritas untuk Wadas. Tepatnya di depan Kantor Balaikota Surakarta, sejumlah massa aksi dari Aliansi IMM Soloraya Bergerak berkumpul atas dasar keresahan serta realisasi intruksi dari DPP, DPD, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah terkait permasalahan yang terjadi di Desa Wadas.
Adapun aksi damai kali ini dipelopori dari beberapa Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Se-Soloraya, diantaranya PC IMM Sukoharjo, PC IMM Ahmad Dahlan Kota Surakarta, PC IMM Karanganyar, PC IMM Salatiga, dan PC IMM Klaten, dengan massa aksi yang berjumlah kurang lebih 150 mahasiswa. Adapun PC IMM Surakarta, PC IMM Sragen, dan PC IMM Boyolali absen pada aksi kali ini. Aliansi IMM Solo Raya Bergerak ini mengecam tindakan represif ratusan oknum aparat kepada masyarakat, aktivis dan relawan di Desa Wadas yang berpuncak pada 08 Februari 2022. Cara dari oknum aparat yang menangkap sejumlah 63 Warga Wadas dianggap tidak manusiawi.
Massa aksi berangkat dari cabang masing – masing dan mulai berkumpul di SMP 1 Muhammadiyah Surakarta pada pukul 15.00. Aliansi IMM Soloraya Bergerak mengatakan bahwa aksi yang mereka gelar kemarin merupakan Aksi Damai. Oleh karena itu, massa aksi dihimbau untuk melakukan aksi dengan kondusif untuk meminimalisir terjadinya kericuhan.
IMMawan Adam, selaku salah satu koordinator aksi dari PC IMM Sukoharjo mengungkapkan bahwa aksi ini merupakan upaya wadah solidaritas sesama Cabang IMM di Soloraya untuk bergerak bersama-sama dalam pengawalan isu dan tempat bertukar gagasan perkaderan serta keilmuan. “Prihatin atas konflik yang terjadi di Desa Wadas dan tindakan represifitas yang dilakukan aparat membuat panggilan untuk bergerak membela keadilan”, tutur IMMawan Agung selaku koordinator aksi dari PC IMM Karangayar.
Mengangkat tema “Represifitas aparat kepolisian dan Solidaritas untuk warga Wadas”, Aliansi IMM Soloraya Bergerak menjadi penyambung lidah masyarakat Wadas dengan mengusung 6 tuntutan yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Harapan kami kepada Pak Ganjar Pranowo untuk mencabut dan menghentikanpenambangan batu andesit di Desa Wadas dan kepada Kapolri agar melakukan evaluasi terhadap kinerja Kapolda Jateng yang melakukan tindakan represif terhadap masyarakat, aktivis dan relawan di Wadas”, ucap Annas Firmansyah, ketua umum Pimpinan Cabang IMM Ahmad Dahlan Kota Surakarta.
Pertama menuntut Presiden Jokowi untuk mengevaluasi dan menghentikan Proyek Pertambangan Batu Andesit di Desa Wadas, tuntutan kedua menuntut Gubernur Ganjar Pranowo untuk mencabut Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/20 Tahun 2021 tentang Pembaruan Atas Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bener di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah yang tertanggal 7 Juni 2021.
Tuntutan ketiga menuntut Kapolri mengevaluasi kinerja Polda Jawa Tengah terkait represifitas yang dilakukan terhadap warga di Desa Wadas. Keempat menuntut Kapolda Jawa Tengah untuk menghentikan tindakan represifitas, intimidasi, ancaman dan teror terhadap aktivis, relawan dan masyarakat di Desa Wadas. Tuntutan kelima menuntut Ganjar Pranowo agar tidak sewenang-wenang dalam membuat kebijakan yang merugikan hak hidup masyarakat Wadas. Dan terakhir "Kami Aliansi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Solo Raya Bergerak menyatakan mosi tidak percaya terhadap Ganjar Pranowo dan Kapolda Jawa Tengah".
Adapun serangkaian aksi yang digelar terdiri dari beberapa orasi, teatrikal, serta pembacaan tuntutan aksi. Aksi tersebut ditutup dengan pernyataan dari salah satu koordinator aksi dari PC IMM Ahmad Dahlan Kota Surakarta oleh Annas Firmansyah, "Setelah ini, kita juga akan melaksanakan kajian akademik mengenai kasus Wadas, tetap mengkampanyekan perlawanan melalui sosial media dan siap untuk melakukan pengawalan aksi kembali untuk pembelaan masyarakat Wadas"
"Harapan kami selesai aksi ini bisa terkawal hingga akhir, benar-benar warga wadas merasakan kemenangan tanpa adanya tekanan oleh kebijakan", ucap Jatmiko selaku salah satu koordinator aksi. Sesuai kesepakatan awal dengan aparat kepolisian, aksi damai tersebut berjalan dengan kondusif tanpa adanya kericuhan.