Sejumlah mahasiswa dari Aliansi Cipayung Sukoharjo menggelar
aksi damai di gedung DPRD Sukoharjo pada Senin, 19 April 2022 tepatnya sore
hari. Berangkat dari keresahan rakyat atas melonjaknya harga BBM yang dimulai
dari kelangkaan minyak goreng hingga kenaikan harga bahan bakar kendaraan
menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi digelarnya aksi damai tersebut.
Massa aksi tiba di gedung DPRD Surakarta pada pukul 15.00 dengan seruan
semangat yang menggelora.
Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Cipayung
Sukoharjo diantaranya berasal dari beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu HMI
(Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Sukoharjo, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) Cabang Sukoharjo, serta IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Cabang Sukoharjo
dan Ahmad Dahlan Kota Surakarta. Aksi damai yang diusung oleh Aliansi Cipayung
Sukoharjo berjalan damai dengan pengamanan ketat dari kepolisian, Satpol PP,
hingga TNI.
Sejumlah tuntutan yang disuarakan oleh massa aksi kepada pemerintah merupakan wujud dari penolakan terhadap kebijakan pemerintahan yang dinilai merugikan rakyat. Para orator menyampaikan tuntutannya secara gamblang di halaman gedung DPRD Sukoharjo. Enam tuntutan yang diusung Aliansi Cipayung Sukoharjo diantaranya:
a. Menuntut Pemda Sukoharjo untuk mendesak pemerintah pusat agar segera menyelesaikan permasalahan kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng.
b. Mengkaji ulang dan menunda kenaikan PPN periode 1 April 2022 atas amanat UU Nomor 7 tahun 2021 dengan melihat sudut pandang keberpihakan masyarakat.
c. Menolak kenaikan harga bahan bakar kendaraan Pertamax dan menjamin ketersediaan bahan bakar Pertalite di Sukoharjo.
d. Menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
e. Menolak wacana tiga periode jabatan presiden.
f. Mendesak penyelenggaraan pemilu sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan.
Salah seorang orator menyampaikan,”Apa yang dilakukan
pemerintah ketika harga minyak naik dan langka, apakah mereka tidak melihat
bagaimana resahnya rakyat menghadapi permasalahan tersebut!”. Massa aksi
bergantian menyampaikan tuntutan serta mewakili suara keresahan rakyat dalam
menghadapi akibat dari beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan.
Eko Sapto yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD
Sukoharjo mencoba melakukan mediasi dengan massa aksi. “Saya mendukung apa yang
telah kalian sampaikan dan suarakan. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia”,
ujar Eko Sapto mendukung aksi damai pada sore hari itu.
Pada pukul 16.30, massa aksi mendesak perwakilan dari
pimpinan DPRD Sukoharjo untuk menandatangi enam tuntutan aksi yang telah
diusung dan meminta Pemda Sukoharjo segera menindaklanjuti tuntutan tersebut. Aksi
damai tersebut berakhir dengan ditandatanganinya tuntutan.
Oleh: Woro Yulia